Berita

Ilustrasi/Ist

Bisnis

Trump Desak OPEC Tekan Rusia, Harga Minyak Dunia Naik Tipis

SABTU, 25 JANUARI 2025 | 08:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah anjlok selama beberapa hari, harga minyak dunia dibanderol sedikit lebih tinggi di akhir pekan. 

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup naik 21 sen atau 0,27 persen, menjadi 78,50 Dolar AS per barel pada perdagangan Jumat 24 Januari 2025 atau Sabu WIB.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 4 sen atau 0,05 persen, menjadi 74,66 Dolar AS.


Brent telah kehilangan 2,8 persen minggu ini sementara WTI turun 4,1 persen.

Pasar minyak terus menurun sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi dalam negeri Amerika sambil menuntut agar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bergerak untuk menurunkan harga minyak mentah.

Pada hari Jumat ia menegaskan kembali seruannya kepada OPEC untuk memangkas harga minyak guna merugikan keuangan Rusia yang kaya minyak dan membantu mengakhiri perang di Ukraina.

"Salah satu cara untuk menghentikannya dengan cepat adalah dengan menghentikan OPEC menghasilkan begitu banyak uang dan menurunkan harga minyak, perang akan segera berakhir," kata Trump saat ia mendarat di North Carolina untuk melihat kerusakan akibat badai.

Analis StoneX Alex Hodes dalam sebuah catatan mengatakan, ancaman sanksi keras AS terhadap Rusia dan Iran, yang merupakan produsen minyak utama, dapat merusak tujuan Trump untuk menurunkan biaya energi.

"Trump mengetahui hal ini dan telah menekan OPEC untuk menutupi kekosongan yang akan ditimbulkannya," ujarnya.

Sebelumnya pada Kamis, Trump berbicara di Forum Ekonomi Dunia, di Davos Swiss,  bahwa ia akan menuntut OPEC dan pemimpin de facto-nya, Arab Saudi, untuk menurunkan harga minyak mentah.

OPEC+, yang mencakup Rusia, belum bereaksi , sementara delegasi dari kelompok tersebut menunjuk pada rencana yang sudah ada untuk mulai meningkatkan produksi minyak mulai April.

"Saya tidak benar-benar berharap OPEC akan mengubah kebijakan kecuali ada perubahan fundamental," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo. 

"Pasar akan relatif tenang sampai kita mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan sanksi dan tarif," ujarnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya