Berita

Presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo/Ist

Bisnis

Warisan Berat dari Jokowi, Ekonom Ungkap Prabowo Bakal Hadapi Krisis di Empat Sektor Ini

RABU, 22 JANUARI 2025 | 14:26 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menghadapi tantangan besar di 100 hari pertama kepemimpinannya, dengan potensi krisis di empat sektor utama yang diwarisi dari pemerintahan Joko Widodo. 

Hal tersebut diungkapkan Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, dalam webinar bertajuk "Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi" pada Rabu, 22 Januari 2025.

Menurut Wijayanto, kondisi awal pemerintahan Prabowo jauh lebih berat dibandingkan saat Presiden Joko Widodo mulai menjabat. 

“Pak Jokowi mewarisi fiskal yang kuat dan moneter yang solid. Sedangkan Pak Prabowo menghadapi situasi yang lebih menantang, dengan potensi krisis fiskal, moneter, industri, dan lapangan kerja,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Wijayanto merinci keempat potensi krisis di antaranya krisis fiskal, di mana rasio pajak terus menurun, sementara utang negara melonjak, dengan 90 persen berupa Surat Berharga Negara (SBN) berbunga tinggi. 

"Pada 2025, debt service ratio diperkirakan mencapai 50 persen, menandai era potensi jebakan utang," tuturnya.

Selanjutnya, krisis moneter yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar Rupiah akibat harga komoditas tinggi dan ketidakpastian geopolitik global menjadi tantangan besar.

Lalu krisis industri di mana sektor manufaktur hanya menyumbang 18 persen terhadap PDB pada 2024, turun dari 22 persen pada 2010, dengan ekspor komoditas mewakili 40 persen total ekspor, yang menandai lemahnya diversifikasi ekonomi.

Terakhir krisis lapangan pekerjaan, dengan 10 juta generasi muda (Gen Z) menganggur, dan 59 persen pekerja masih berada di sektor informal. Selain itu tren pemutusan hubungan kerja (PHK) diperkirakan terus berlanjut.

“Situasi ini membuat pemerintahan Prabowo berada dalam posisi kritis. Keberhasilan lima tahun ke depan akan menentukan apakah Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi atau terjebak sebagai negara berpendapatan menengah,” ujar Wijayanto.

Meski baru memasuki 100 hari masa kerja, Wijayanto mengingatkan pentingnya memantau sinyal awal dari pemerintahan ini.

 “Seperti mengenal teman baru, dalam tiga bulan kita belum bisa menilai sepenuhnya. Nanti setelah 1 tahun, 2 tahun kita baru, tetapi tanda-tanda awal sudah terlihat. Misalnya, karakter kebijakan dan cara pemerintah merespons isu-isu penting,” katanya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya