Klub legendaris Indonesia, PSIS Semarang masih fokus mengarungi kompetisi lanjutan Liga 1 musim 2024/2025 ini.
Namun, persoalan utang yang ditanggung manajemen dan perusahaan pengelola mewarnai perjalanan tim berjuluk Mahesa Jenar.
Terlebih permasalahan itu dibuka Bos PSIS, Yoyok Sukawi. CEO PSIS Semarang itu sebelumnya mengungkapkan PSIS Semarang memiliki utang sebesar Rp45 miliar yang digunakan untuk mendukung operasional selama tiga musim terakhir.
Soal pernyataannya, Yoyok mengaku bahwa nilai pendapatan dan anggaran dibutuhkan PSIS setiap musim sebetulnya ratusan miliar rupiah. Tetapi, pihaknya mengaku mempunyai utang wajar, untuk kebutuhan operasional tim.
"Saya garis bawahi, PSIS Semarang value perputaran uangnya itu setiap tahunnya ratusan miliar rupiah. Tetapi, ada nilai kerugian yang jika dihitung perkiraannya Rp15 miliar. Sehingga, tanggungan utang dalam operasional sebesar itu," kata Yoyok dikutip
Kantor Berita RMOLJateng, Senin, 20 Januari 2025.
Mengenai hal tersebut, Yoyok pun menjelaskan, perputaran keuangan PSIS yang jumlahnya begitu besar dikelola perusahaan sesuai kebutuhan.
Berbicara lebih lanjut tentang rencana manajemen, Yoyok menyebut, setelah pembahasan internal di dalam perusahaan selesai.
Ia mengagendakan pertemuan dengan suporter pendukung membahas hasil pengelolaan manajemen sesuai hasil pembahasan.
"Situasi ini tentu penyelesaian yang kita lakukan juga terbuka dan senantiasa melibatkan suporter. Kita akan duduk bareng-bareng membahas hasil pembahasan dan mencari masukan teman-teman suporter Snex maupun Panser Biru," terang Yoyok.
Mewakili manajemen dan tim, Yoyok berharap, komunikasi dilakukan mendapatkan hasil signifikan, serta sebagai dukungan bagi tim agar terus semangat mengejar posisi atas di Liga.
"Kita harapkan segera bertemu dengan para suporter. Dan hasil pertemuan kita harapkan berdampak sehingga PSIS bisa mengejar papan atas di Liga 1," demikian menurut Yoyok.