Berita

Tangkapan layar Kholik dalam diskusi di channel youtube Abraham Samad/Repro

Nusantara

Rakyat Menderita Sejak PIK Berstatus PSN

SENIN, 20 JANUARI 2025 | 20:47 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Masyarakat khususnya para nelayan, petani hingga petambak yang berada di lingkar kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 menjadi pihak yang paling menderita sejak proyek tersebut diberi status proyek strategis nasional (PSN). Sebab setelah status tersebut diberikan, maka masyarakat disana menjadi korban intimidasi atas kepemilikan lahan yang mereka miliki.

“Kami menderita, karena sepertinya kami tidak lagi diurus negara, tapi diurus korporasi. Saya tidak mau diurus korporasi, lebih baik mati. Kalau diurus korporasi, sampai kapan pun kami tidak akan miskin terus,” kata seorang nelayan Banten bernama Kholik saat berbicara pada diskusi yang diunggah youtube Abraham Samad Speak Up dilihat redaksi pada, Senin, 20 Januari 2025.

Kholik mengatakan, sebagai nelayan dirinya sangat terdampak adanya pemagaran laut di Laut Tangerang. Sebab, aksesnya menangkap ikan menjadi terhalang oleh pagar sepanjang 30 km tersebut.


“Tidak hanya persoalan di laut, ternyata di darat juga bermasalah. Masyarakat tanahnya belum dibayar tapi sudah diuruk,” ujarnya.

Kondisi yang dialami ini kata Kholik, membuat mereka merasa sedang tidak diurus oleh negara, melainkan hidup dengan kondisi dibawah keinginan pihak korporasi.

“Kalau mereka kan pikirannya hanya untung rugi, kalau saya yang dikelola dia yang kelola otomatis kita kalah terus. Saya cerita, si A punya tanah nggak mau jual, tiba-tiba diuruk, setelah diuruk disamperin kasih dp, nggak diterima tanah sudah diuruk, diterima tanah tidak sesuai harga. Ini kan intimidasi, cara doang yang beda,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya