Berita

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi/Ist

Politik

Okta Kumala Dewi:

Kekuatan Paspor Indonesia Masih Lemah

KAMIS, 16 JANUARI 2025 | 19:29 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Henley Passport Index 2025 baru saja merilis daftar kekuatan paspor dunia, di mana Indonesia kembali berada di peringkat ke-66.

Posisi ini menunjukkan stagnansi dibandingkan tahun sebelumnya dan masih tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Singapura yang berada di peringkat ke-1, Malaysia yang di peringkat ke-12, Brunei peringkat ke-20 dan Thailand di peringkat ke-63.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi, menyatakan pentingnya langkah strategis untuk memperkuat paspor Indonesia sebagai simbol kepercayaan diplomasi internasional.

“Posisi paspor Indonesia masih belum optimal. Salah satu contohnya adalah kebijakan bebas visa transit 10 hari yang baru saja diterapkan oleh Pemerintah China untuk 54 negara," kata Okta melalui keterangan tertulisnya, Kamis 16 Januari 2025.

Sangat disayangkan, Indonesia tidak termasuk dalam daftar tersebut, padahal Indonesia memiliki hubungan perdagangan dan pariwisata yang cukup baik dengan China.

Berdasarkan data, China merupakan mitra utama perdagangan Indonesia. Secara statistik, China menempati urutan pertama sebagai eksportir dan importir bagi Indonesia.

Nilai ekspor Indonesia China mencapai 65 miliar dolar AS dan angka impornya mencapai 63 miliar dolar AS pada 2023. Selain itu, Tiongkok pun masuk ke dalam daftar destinasi favorit bagi wisatawan Indonesia dengan jumlah 221,6 ribu orang berkunjung ke China pada 2024.

Statistik ini menunjukkan bahwa Indonesia dan China memiliki hubungan yang erat dan signifikan.

Apalagi, Indonesia saat ini sedang merancang kebijakan pembebasan visa untuk 20 negara, termasuk China. Sehingga hal-hal tersebut seharusnya dapat menjadi pertimbangan bagi China untuk memasukan Indonesia ke dalam daftar negara bebas visa transitnya.

Okta menekankan bahwa Indonesia perlu memperkuat faktor-faktor yang menentukan kekuatan paspornya.

“Kekuatan paspor tidak hanya dilihat dari jumlah negara yang memberikan akses bebas visa, tetapi juga hal tersebut bisa tercapai dari kepercayaan dunia terhadap stabilitas politik, keamanan, ekonomi, dan hubungan diplomatik kita," kata Okta.

Okta berharap Kemenlu di bawah Menteri Sugiono dapat mengambil langkah-langkah diplomatik yang diperlukan untuk memperkuat kepercayaan dunia kepada Indonesia.

Selain itu, Okta menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan potensi domestik, seperti pariwisata, budaya, dan kekayaan alam, sebagai daya tarik untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Populer

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

TNI dan Satgas PKH Garda Terdepan Tegakkan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:30

Rumah Ridwan Kamil Digeledah Pertama di Kasus bank bjb, Ini Sebabnya

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:24

Kelakar Prabowo Soal Jaksa Agung yang Absen di Bukber Rektor

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:15

KPK Sita Deposito Hingga Bangunan di Kasus Korupsi bank bjb

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:51

Legislator PDIP Usul Pembentukan Kamar Khusus Pajak di MA

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:35

Terus Bertumbuh, Ketua Komisi VI Apresiasi Kinerja Antam

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:09

Hormati KPK, bank bjb Pastikan Kegiatan Bisnis Tetap Jalan

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:08

Pejabat bank bjb dan Agensi Sepakat Markup Iklan, Begini Modusnya

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:07

Sri Mulyani: Penurunan Penerimaan Pajak Tak Perlu Didramatisasi

Kamis, 13 Maret 2025 | 17:58

Perdana Prabowo Undang Rektor Seluruh Indonesia ke Istana

Kamis, 13 Maret 2025 | 17:54

Selengkapnya