Berita

Kebakaran di Los Angeles, California/Foto: Reuters

Bisnis

Jauh Sebelum Kebakaran LA, Perusahaan Asuransi Berbondong-bondong Mundur dari California

SENIN, 13 JANUARI 2025 | 12:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kebakaran hutan Los Angeles pada akhirnya menguak permasalahan pasar perumahan di kota terbesar kedua di Amerika Serikat. 

Kehancuran yang ditimbulkannya, termasuk kawasan mewah Pacific Palisades, menyebabkan kerugian besar. 

Meskipun masih terlalu dini untuk menghitung kerugian finansial secara akurat, kerugian yang ditimbulkan sejauh ini kemungkinan menjadikan kebakaran hutan ini sebagai kebakaran termahal yang pernah terjadi di AS. 

Perkiraan awal oleh AccuWeather menyebutkan kerusakan dan kerugian ekonomi sejauh ini antara 135 miliar Dolar AS dan 150 miliar Dolar AS.

"Ini akan menjadi kebakaran hutan termahal dalam sejarah modern California dan juga kemungkinan besar kebakaran hutan termahal dalam sejarah modern AS, karena kebakaran terjadi di daerah padat penduduk di sekitar Los Angeles dengan beberapa real estat bernilai tertinggi di negara ini," kata Jonathan Porter, kepala meteorologi perusahaan swasta tersebut, dikutip dari Reuters Senin 13 Januari 2025.

AccuWeather memperhitungkan banyak variabel dalam perkiraannya, termasuk kerusakan pada rumah, bisnis, infrastruktur dan kendaraan, serta biaya perawatan kesehatan langsung dan jangka panjang, kehilangan upah dan gangguan rantai pasokan. 

Jauh sebelum terjadi kebakaran ini, California telah mengalami lahan kering, angin kencang, dan kekurangan air terus-menerus menyebabkan bencana kebakaran menjadi sering terjadi. Sejak 1932, tercatat ada 10 kebakaran hutan di Golden State. 

Dampak finansialnya sangat besar, dibuktikan dengan kebangkrutan PG&E pada tahun 2019, perusahaan listrik terbesar di negara itu.

PG&E pernah menjadi sorotan media pada tahun 2018 dan 2019 karena diduga bertanggung jawab atas dua kebakaran hutan yang dahsyat di California. Kebakaran Camp 2018 merupakan kebakaran hutan paling mematikan dalam sejarah California. PG&E kemudian mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada 14 Januari 2019.

Kebakaran yang melanda beberapa kawasan terkaya di AS, adalah sebuah peringatan tentang ancaman perubahan iklim. 

Perusahaan asuransi telah memahami hal ini. Banyak yang mundur dari California karena tarif yang diizinkan tidak mencerminkan risiko. 

Menurut State Farm, 12 perusahaan asuransi teratas menguasai sekitar 85 persen pangsa pasar polis asuransi pemilik rumah. 

Tujuh perusahaan asuransi telah menghentikan sementara atau membatasi penerbitan polis baru sejak tahun 2022. Total eksposur pada perusahaan asuransi yang didukung negara bagian ini meningkat 61 persen pada tahun yang berakhir pada bulan September.

Aturan baru California bertujuan untuk meningkatkan cakupan, dengan mewajibkan perusahaan asuransi untuk menanggung persentase minimum polis di area berbahaya, berdasarkan pangsa pasar negara bagian mereka. 

Sebagai gantinya, perusahaan dapat menaikkan premi untuk mencerminkan risiko yang dimodelkan di masa mendatang dan peningkatan biaya reasuransi. Kenaikan yang disetujui baru-baru ini, seperti Allstate, sebesar 34 persen tahun lalu. 

Ini tentu akan memengaruhi harga. Rumah khas California yang bernilai 1 juta Dolar AS, misalnya, biaya asuransinya diasumsikan sekitar 5.000 Dolar AS per tahun.

Orang-orang di area yang lebih berisiko menghadapi penurunan yang lebih tajam, terutama jika mereka tidak dapat mengamankan asuransi yang disyaratkan pemberi pinjaman hipotek. 

State Farm membatalkan sebagian besar polisnya di Pacific Palisades tahun lalu; harga jual rata-rata di sana turun 16 persen, menurut portal real estat Redfin.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya