Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ekonom Usul Genjot Penerimaan Negara Lewat Pajak Kekayaan

JUMAT, 10 JANUARI 2025 | 20:23 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah diharapkan dapat memaksimalkan penerimaan negara melalui kebijakan perpajakan yang lebih progresif, khususnya dengan menyasar masyarakat kelas menengah atas. 

"Artinya, untuk masyarakat kelas menengah atas yang memang daya belinya masih cukup kuat, tentunya tadi pajak progresif ini ataupun pajak kekayaan itu saya pikir bisa dieksplorasi lebih jauh lagi oleh pemerintah," kata Chief Economist PermataBank, Josua Pardede dalam wawancara dengan RMOL pada Jumat 10 Januari 2025.

Ia menekankan pentingnya kebijakan pajak yang tidak membebani masyarakat kelas menengah bawah, yang pengeluarannya sudah cukup besar. 

"Kalau pemerintah lebih bijak lagi dan bisa mengelola belanjanya dengan bijaksana, tentunya harapannya pemerintah bisa meningkatkan penerimaan tanpa mengganggu daya beli masyarakat kelas menengah," tambahnya.

Josua juga memberikan contoh sektor-sektor yang dapat menjadi fokus pemerintah dalam kebijakan perpajakan. Ia menilai kinerja beberapa sektor, seperti pertambangan, masih cukup baik sehingga mampu memenuhi kewajiban Pajak Penghasilan (PPh) badan dengan optimal.

"Namun, untuk industri padat karya seperti tekstil, garmen, dan alas kaki, yang kondisinya masih cukup struggling, pemerintah mungkin perlu memberikan insentif pajak," jelasnya.

Menurut Josua, sistem perpajakan yang progresif perlu diterapkan secara lebih terarah, dengan pemetaan granular terhadap industri-industri yang memiliki kinerja baik agar kontribusinya terhadap penerimaan negara bisa meningkat.

"Dengan pendekatan yang lebih spesifik, pemerintah bisa mendapatkan tambahan penerimaan pajak tanpa menghambat pertumbuhan industri dan daya beli masyarakat," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya