Berita

Pendiri Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti/RMOL

Politik

Aktivis Geram KPK Cuma Nunggu Laporan Masyarakat soal Korupsi Jokowi

KAMIS, 09 JANUARI 2025 | 12:42 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang meminta masyarakat untuk kembali melaporkan dugaan korupsi keluarga Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sangat bertolak belakang. 

Sebaliknya, KPK justru memproses hukum lawan politik Jokowi yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meskipun kasusnya sudah terjadi 5 tahun lalu.

Hal itu disampaikan pendiri Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti yang juga aktivis Nurani 98 saat menyambangi Gedung Merah Putih untuk mendesak KPK segera mengusut dugaan korupsi keluarga Jokowi.


"KPK itu dibiayai oleh negara supaya asal ngendus saja, dia cari tau tuh, jadi nggak harus nunggu-nunggu laporan," kata Ray seperti dikutip Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Kamis, 9 Januari 2025.

Ray pun mencium adanya perbedaan sikap dari KPK ketika mentersangkakan Hasto Kristiyanto, padahal perkaranya sudah terjadi 5 tahun lalu.

"Kalau terkait kasus seperti ini dia nunggu-nunggu laporan, kalau kasus lawan politik, 5 tahun pun dia ubek-ubek," ungkapnya.

Ray pun menyoroti terkait Jokowi masuk daftar finalis tokoh dunia kategori kejahatan terorganisasi dan korupsi tahun 2024 versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

"Sebetulnya menyiratkan kepada kita ada banyak orang di dunia yang merasa ada sesuatu dengan keluarga (Jokowi) ini terkait dengan dana yang mereka punya. Tapi, aparat penegak hukum di Indonesia seperti menyumbat untuk melakukan proses hukum terhadap mereka," pungkas Ray Rangkuti.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya