Berita

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim/Reuters

Bisnis

Malaysia dan Singapura Sepakati Zona Ekonomi Khusus di Johor?

SELASA, 07 JANUARI 2025 | 14:54 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Malaysia dan Singapura resmi menandatangani kesepakatan mengenai pendirian zona ekonomi khusus (KEK) di negara bagian Johor, Malaysia Selatan pada Selasa 7 Januari 2025.

Seperti dikutip dari Reuters, kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat investasi serta mempermudah pergerakan barang dan orang antara kedua negara. 

Pengumuman tersebut dilakukan selama kunjungan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, bersama menteri kabinet seniornya ke Malaysia, dan disampaikan dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.


Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, menyatakan bahwa proyek KEK ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya saing kedua negara, menarik lebih banyak investasi, serta memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi kedua ekonomi. 

“Ini adalah proyek yang sangat penting. Dengan berkolaborasi, kita bisa lebih kompetitif dan menarik investasi lebih banyak ke negara kita,” kata Wong.

Anwar Ibrahim menambahkan bahwa KEK ini merupakan inisiatif unik, mengingat jarang sekali dua negara bekerja sama dalam satu proyek ekonomi sebesar ini. 

Kedua negara berharap zona ekonomi ini dapat menarik investasi di berbagai sektor, seperti manufaktur, logistik, pariwisata, dan transisi energi.

Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, mengungkapkan bahwa mereka menargetkan 50 proyek yang akan dibangun di zona ekonomi tersebut dalam lima tahun pertama serta menciptakan 20.000 lapangan kerja terampil. 

Untuk mendukung proyek tersebut, Malaysia akan menyediakan dana infrastruktur bagi perusahaan yang ingin berinvestasi di Johor, sementara Singapura akan mengelola dana untuk mendukung investasi dan perusahaan Singapura yang beroperasi di wilayah tersebut.

Selain itu, kedua negara juga menjajaki kemungkinan pembangunan proyek kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Malaysia dan Singapura. Anwar Ibrahim menekankan bahwa proyek tersebut harus dipimpin oleh sektor swasta, dengan keterlibatan pemerintah yang terbatas.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya