Berita

Wartawan Senior Farid Gaban/Ist

Publika

Pelestarian Hutan Versus Teror Negara

SENIN, 06 JANUARI 2025 | 16:09 WIB | OLEH: FARID GABAN

SELAMA keliling Indonesia 2009-2010 dan 2022-2023, saya bertemu banyak komunitas yang sangat peduli akan pelestarian hutan. Mereka pastor dan ulama, Muhammadiyah maupun NU, petani dan nelayan, ibu-ibu rumah tangga.

Mereka bukan dakocan LSM atau orang-orang yang hidup dari donor dana asing. Mereka orang-orang yang umumnya miskin dan tak berdaya: di Wadas, Trenggalek, Tumpang Pitu, Wawonii, Obi, Halmahera, Flores, Kalimantan, Banten, Aceh, Papua, Sumatera Utara maupun Barat.

Mereka saweran dari uang sendiri untuk memobilisasi protes, bikin kaos dan poster, atau ongkos transportasi datang ke Jakarta.

Mereka memprotes penggundulan hutan oleh bisnis perkebunan monokultur seperti sawit dan bisnis pertambangan yang mengancam ruang hidup mereka: banjir dan longsor; kesulitan memperoleh air bersih; menghancurkan penghidupan (livelihood).

Sebagian dari mereka diintimidasi, dipukuli, dituduh PKI dan teroris, ditangkap dan dipenjara, bahkan ada yang dibunuh.

Di Sangihe dan Wawonii, warga memprotes tambang emas dan nikel yang akan menghabisi hutan di pulau mereka. Mereka memakai jalan damai, menuntut pemerintah ke pengadilan dan menang. Tapi upaya untuk menambang terus berjalan.

Di masa-masa mendatang, inisiatif cinta alam di akar rumput ini akan memperoleh tantangan makin besar setelah Presiden Prabowo sendiri melecehkan upaya pelestarian dengan mengatakan "jangan takut deforestasi".

Ancaman terhadap keselamatan mereka juga akan makin serius ketika Presiden mengatakan bahwa "sawit adalah aset negara" yang harus dilindungi oleh polisi dan tentara.

Itu salah satu statement paling "corrupt" yang pernah saya dengar dari seorang presiden di seluruh muka bumi ini.

Itu akan menjadi justifikasi pelanggaran HAM oleh polisi dan tentara dalam melibas mereka yang peduli alam dan sebaliknya menjadikan mereka centeng pelindung perusahaan-perusahaan perusak alam.

Penulis adalah Wartawan Senior

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya