Berita

China merupakan tujuan penting bagi kedelai AS/Farmprogress

Bisnis

Kekhawatiran Perang Dagang AS-China Tekan Pasar Kedelai

SENIN, 06 JANUARI 2025 | 13:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pasar kedelai melemah akibat kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan antara AS dan China akan meningkat setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS. 

Jika China menaikkan tarif impor, permintaan kedelai AS bisa berkurang, terutama karena stok kedelai saat ini melimpah.

Pada masa kepemimpinan Trump sebelumnya, China membalas kenaikan tarif AS dengan menaikkan tarif impor kedelai dan produk pertanian lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan ekspor AS dan harga kedelai. Kondisi serupa dapat terulang karena Trump mengancam akan menerapkan tarif tambahan 10 persen pada semua impor China.


Dikutip dari Nikkei Asia, Senin 6 Januari 2025, harga kedelai berjangka di Chicago Board of Trade saat ini tercatat sekitar 9,81 Dolar AS per bushel (1 bushel= 27,2 kg), turun dari puncaknya 17,84 Dolar AS pada 2022. 

Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), China diperkirakan akan menyumbang lebih dari 60 persen volume impor kedelai dunia hingga 2025, menjadikannya faktor kunci dalam penentuan harga.

Analis agribisnis BMI, Matthew Biggin, menyatakan, masa jabatan Trump yang baru sudah diperhitungkan pasar, dengan reaksi yang cukup marjinal. 

Sementara itu, kepala penelitian pasar komoditas pertanian di Rabobank, Carlos Mera, memperingatkan bahwa, "Kebijakan tarif yang lebih ketat berpotensi menekan harga, meskipun dampaknya bisa diredam dengan subsidi kepada petani."

Mera memperkirakan harga kedelai berjangka akan diperdagangkan pada kisaran 9,65 Dolar AS per bushel untuk periode Januari-Maret 2025, atau rata-rata di bawah 10 Dolar AS per bushel. 

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya