Berita

Ilustrasi/RMOL

Dunia

Impor Uranium Jerman dari Rusia Melonjak 70 Persen

SABTU, 04 JANUARI 2025 | 12:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meskipun Uni Eropa menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Moskow, sektor nuklir Rusia tetap tidak terpengaruh, memungkinkan Jerman untuk terus mengimpor uranium yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listriknya.

Hal ini terbukti dari laporan terbaru yang menunjukkan bahwa pada tahun 2024, Jerman secara signifikan meningkatkan impor uraniumnya dari Rusia, mencatatkan angka 60,8 ton, yang melonjak 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dikutip dari RT, Sabtu 4 Januari 2025, uranium tersebut sedang diproses di fasilitas Advanced Nuclear Fuels di Lingen, yang dioperasikan di bawah kepemilikan Prancis melalui Framatome, sebuah divisi dari raksasa energi EDF. 


Fasilitas ini bersiap untuk memproduksi sel bahan bakar nuklir khusus untuk reaktor WWER, jenis reaktor yang dirancang oleh Soviet dan masih beroperasi di Eropa Timur. Pembangkit listrik ini secara historis bergantung pada sel bahan bakar buatan Rusia.

Pemerintah Jerman mencatat bahwa impor uranium dari Rusia tidak dikenakan sanksi apa pun di seluruh Uni Eropa yang dijatuhkan kepada Moskow. 

"Saat ini tidak ada embargo impor atau ekspor Uni Eropa terhadap Rusia untuk bahan bakar nuklir untuk penggunaan damai," kata Kementerian Federal untuk Lingkungan Hidup, Konservasi Alam, Keselamatan Nuklir, dan Perlindungan Konsumen.

Uni Eropa telah lama mempertimbangkan sanksi terhadap sektor nuklir Rusia sebagai bagian dari upayanya untuk memutuskan hubungan energi dengan Moskow. Namun, pembatasan tersebut tidak pernah terwujud karena penolakan keras dari beberapa negara Uni Eropa, terutama Hongaria dan Slowakia, yang bergantung pada kerja sama energi nuklir dengan Rusia.

Bulan lalu, Komisaris Energi Uni Eropa, Dan Jorgensen, mengakui bahwa Uni Eropa telah gagal mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia dan mendesak agar ada langkah baru untuk membatasi pasokan minyak, gas, dan bahan bakar nuklir dari negara tersebut. 

"Jelas bagi semua orang bahwa sesuatu yang baru perlu terjadi karena sekarang semuanya mulai bergerak ke arah yang salah," kata Jorgensen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya