Berita

Ilustrasi/RMOL

Politik

Tidak Elok Gerindra Salahkan PDIP soal Kenaikan PPN 12 Persen

MINGGU, 22 DESEMBER 2024 | 11:30 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Partai politik (parpol) seharusnya bersikap dewasa terhadap peraturan yang menyangkut urusan rakyat dengan tidak saling menuding terkait keluarnya kebijakan.

Hal itu disampaikan Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam menanggapi adanya tudingan Partai Gerindra terhadap PDIP sebagai otak kenaikan PPN 12 persen.

"Soal Gerindra tuding PDIP sebagai otak kenaikan PPN 12 persen menurut saya benar tapi tidak bijak. Coba buka dan cek kembali partai apa saja yang menyetujui dan tidak menyetujui PPN 12 persen pada waktu pembahasan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP)," kata Saiful kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu, 22 Desember 2024.

Menurut Saiful, UU HPP merupakan produk bersama, tidak hanya PDIP, tetapi juga parpol lain menyetujui pada waktu pembentukan UU HPP tersebut, termasuk Gerindra.

"Sehingga tidak elok jika hanya menyalahkan PDIP. Kalau tidak setuju pada waktu pembahasan RUU HPP kan bisa ditolak, tidak kemudian saling menyalahkan kemudian," tegasnya.

Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, Gerindra maupun PDIP sama-sama tidak dewasa, yang menjadi korban pada akhirnya rakyat.

"Memang yang paling dapat dimintai tanggung jawabnya adalah otak dari kenaikan PPN 12 persen, tapi jangan lupa mereka bersama-sama menyetujui, maka semuanya harusnya dapat dipermasalahkan, untuk itu kurang bijak jika hanya PDIP dikambinghitamkan," jelas dia.

Saiful menilai, dengan adanya saling menyalahkan, membuktikan ketidakdewasaan wakil rakyat, dan hanya ikut-ikutan partai penguasa pemerintah.

"Saya kira DPR kita dipertaruhkan soal kenaikan PPN 12 persen, mereka seakan berpikir hanya perutnya dirinya sendiri, tidak berpikir panjang bagaimana perut rakyat dengan adanya PPN 12 persen. Ini sangat tidak kita harapkan, semoga wakil-wakil rakyat kita segera bertobat untuk tidak saling lempar bola jika urusannya soal rakyat," pungkas Saiful.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya