Berita

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan/Net

Dunia

Turki Cegah Intervensi Iran dan Rusia di Suriah setelah Penggulingan Assad

MINGGU, 15 DESEMBER 2024 | 09:00 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Upaya komunikasi terus dilakukan Turki untuk mencegah adanya intervensi dari Rusia dan Iran terhadap Suriah yang kini dikuasai oleh kelompok oposisi bersenjata. 

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan mengatakan pihaknya telah mendesak Iran dan Rusia tidak melakukan intervensi militer untuk mendukung pasukan Presiden Bashar Al-Assad yang telah ditumbangkan sejak pekan lalu. 

“Hal terpenting adalah berbicara dengan Rusia dan Iran untuk memastikan bahwa mereka tidak ikut campur dalam pertempuran ini secara militer. Kami telah mengadakan pertemuan dengan (mereka) dan mereka mengerti,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP pada Minggu, 15 Desember 2024. 


Fidan menjelaskan, jika Moskow dan Teheran yang merupakan sekutu utama Assad sejak perang saudara pada tahun 2011 kembali mengerahkan pasukan, maka pertempuran di Suriah akan semakin sengit dan kelompok oposisi masih bisa menang. 

"Jika Assad menerima dukungan, oposisi bisa saja meraih kemenangan dengan tekad mereka, tetapi itu akan memakan waktu lama dan bisa berdarah," tegasnya. 

"Tujuan Turki adalah untuk mengadakan pembicaraan terfokus dengan dua pemain penting untuk memastikan korban jiwa seminimal mungkin," tambahnya. 

Menurut Menlu Turki, ketika pasukan Administrasi Operasi Militer pertama kali memulai serangannya pada tanggal 27 November, Moskow dan Teheran awalnya menawarkan dukungan militer kepada Assad untuk menahan para pejuang. Tetapi skala keruntuhan pasukan Assad mengejutkan mereka.

"Mereka segera menyadari bahwa permainan telah berakhir, bahwa Assad bukan lagi orang yang bisa diinvestasikan dan tidak ada gunanya lagi," paparnya. 

Turki menyatakan dukungannya terhadap kelompok oposisi tersebut, sementara para pengamat menilai Ankara bahkan memberikan lampu hijau untuk serangan oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), tanpa terlibat langsung.

Sejak 2016, Turki telah memegang pengaruh yang cukup besar atas Suriah barat laut, menjaga hubungan kerja dengan HTS yang menguasai sebagian besar wilayah Idlib, yang merupakan benteng terakhir oposisi Suriah.

Dengan jalur komunikasi terbuka dengan HTS, Turki menyampaikan kekhawatiran tersebut langsung kepada mereka.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya