Berita

Presiden China Xi Jinping (Foto: bloomberg.com)

Bisnis

China Makin Disorot, IHSG Rebah di 7.324

SABTU, 14 DESEMBER 2024 | 03:28 WIB | OLEH: ADE MULYANA

PESIMISME akhirnya mulai tumbuh setelah rentetan keraguan berlangsung di Wall Street. Pemicu utama pesimisme kali ini datang dari rilis indeks harga produsen atau yang sering disingkat PPI di AS yang secara mengejutkan melonjak 0,4 persen, jauh melampaui ekspektasi pasar di kisaran 0,2 persen.

Rilis data ini membuat pelaku pasar berbalik jatuh dalam pesimisme setelah sebelumnya menatap cerah oleh rilis data inflasi. Ekspektasi pada The Fed untuk melanjutkan penurunan suku bunga kini terkesan mental, dan aksi tekanan jual menghajar Wall Street. Seluruh Indeks Wall Street tercatat anjlok di zona merah, untuk sekaligus Merealisasikan potensi koreksi teknikal usai mencetak serangkaian rekor tertingginya.

Situasi menjadi lebih komplit terjadi sesi penutupan pekan ini di Asia yang tepat berlangsung di Jumat tanggal 13. Sikap pesimis pelaku pasar di Asia seakan mendapatkan momentum yang sempurna. Terlebih, serangkaian sentimen regional yang tersedia terlihat masih jauh dari bersahabat untuk sekedar menahan Indeks dari penurunan lebih lanjut.

Laporan terkait lain menyebutkan, pelaku pasar yang kian menyorot situasi China yang selama ini menjadi salah satu mesin perekonomian global. Otoritas China dinilai gagal memberikan rincian langkah  dalam menghadapi kelesuan ekonomi yang kian serius melanda negeri itu. 

Laporan lebih jauh menyatakan pihak pemerintahan China yang hanya menyebut akan mengambil langkah pelonggaran moderat dalam mendorong kinerja perekonomian termasuk meningkatkan defisit fiskal. 

Keresahan investor akhirnya tak terbendung, hingga menghajar sejumlah Indeks dalam zona merah. Hingga sesi perdagangan sore berakhir, Indeks Nikkei (Jepang) menutup sesi dengan merosot curam 0,95 persen di 39.470,44, sedang  Indeks KOSPI (Korea Selatan)  naik moderat 0,5 persen di 2.494,46 dan indeks ASX200 (Australia) melemah 0,41 persen di 8.296. 

Murungnya sesi perdagangan di Asia memaksa investor di Jakarta kesulitan bangkit dalam optimisme. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mengalami serangkaian kemerosotan dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya kembali merah.

Pantauan juga memperlihatkan, kinerja IHSG yang konsisten menapak zona pelemahan di sepanjang sesi perdagangan penutupan pekan ini. IHSG kemudian memungkasi sesi dengan anjlok 0,94 persen di 7.324,78. Gerak merosot IHSG kali ini membawa serangkaian konsekuensi teknikal.

Tinjauan teknikal terkini memperlihatkan, pola gerak IHSG yang sesungguhnya baru saja mampu membentuk tren penguatan sejak sesi akhir pekan lalu. Dan gerak turun di hari ini masih dalam pola gerak wajar secara teknikal. Konsekuensi dari penurunan kali ini adalah terganggunya pembentukan tren penguatan yang sedang berlangsung.

Untuk lebih jelasnya, chart berikut memperlihatkan pola dan situasi teknikal IHSG yang sedang mencoba berbalik naik menuju rekor tertingginya namun rawan:


Sumber: trading economics

Kinerja merah IHSG di penutupan pekan ini juga tercermin pada pola gerak sejumlah besar saham unggulan. Pantauan lebih rinci dari jalannya sesi perdagangan hari ini menunjukkan, sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan yang runtuh terhajar aksi jual, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, TLKM, INDF, dan PGAS. Sedang saham ADRO, UNTR, ISAT dan ASII mampu bertahan positif. 

Tiadanya suntikan sentimen domestik terlihat kian mengukuhkan pesimisme yang terjadi hingga membuat IHSG kesulitan untuk sekedar meninju zona hijau. Dengan kinerja IHSG yang terkesan berbalik di sepanjang pekan ini, sesi perdagangan pekan depan akan menjadi pertaruhan penting, di mana investor sangat membutuhkan suntikan sentimen domestik positif untuk setidaknya menahan IHSG dari keruntuhan lebih lanjut.

Populer

KPK Sita Mobil Mercy Rp2,3 Miliar dari Seorang Guru Spiritual

Selasa, 21 Januari 2025 | 21:11

Pengacara Gus Yasin Nyaris Pingsan Dikeroyok Belasan Debt Collector

Selasa, 14 Januari 2025 | 05:19

SP: Periksa Semua Pendukung Pemagaran Laut Termasuk Pejabat ATR Tangerang dan Banten

Minggu, 19 Januari 2025 | 22:46

IKN Mangkraknya Lebih Spektakuler Dibanding Hambalang

Kamis, 16 Januari 2025 | 03:42

KPK Didesak Proses Laporan Dugaan Keterlibatan Jampidsus Terkait Lelang Aset Rampasan

Senin, 20 Januari 2025 | 18:31

Beredar Dugaan Ada Perseteruan Intel di Balik Penemuan Jasad Pensiunan BIN

Selasa, 14 Januari 2025 | 18:30

KPK Panggil Almarhum Viryan sebagai Saksi Kasus Harun Masiku

Senin, 20 Januari 2025 | 14:08

UPDATE

Koordinasi Polri - CPIB Singapura Buahkan Hasil, Paulus Tannos Ditangkap

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:36

Ini Arahan Megawati untuk 3.214 Anggota DPRD Fraksi PDIP

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:33

Warga Citra Garden Apresiasi Kualitas Air PAM Jaya

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:29

Zakat Berdayakan 2.104 Petani

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:27

Waspada Daerah Bencana Jelang Libur Panjang

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:22

Dua Program Ini Efektif Bikin Tingkat Kepuasan ke Prabowo-Gibran di Atas 80 Persen

Jumat, 24 Januari 2025 | 21:05

Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Butuh Strategi dan Diplomasi Efektif

Jumat, 24 Januari 2025 | 20:59

Volume Sampah Kota Medan Bisa Hasilkan 50 MW Listrik

Jumat, 24 Januari 2025 | 20:52

Rupiah Anjlok 4,34 Persen, Sri Mulyani Sebut Masih Lebih Baik dari Mata Uang Lain

Jumat, 24 Januari 2025 | 20:48

Bocoran Legislator Golkar, Panja RUU BUMN Akan Segera Rampung

Jumat, 24 Januari 2025 | 20:45

Selengkapnya