Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Vietnam Harus Bersiap Hadapi Ancaman Tarif Trump

SENIN, 09 DESEMBER 2024 | 11:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Vietnam rentan menjadi target tarif berikutnya dari pemerintahan Donald Trump.

Para analis industri mengatakan hal itu karena data menunjukkan surplus perdagangan Vietnam dengan Amerika Serikat (AS). 

Negara yang dipimpin Komunis, yang menjadi rumah bagi operasi industri besar perusahaan multinasional AS seperti Apple, Google, Nike dan Intel memiliki surplus komersial tertinggi keempat dengan AS setelah Tiongkok, Uni Eropa, dan Meksiko.


Data perdagangan AS yang dirilis baru-baru ini  menunjukkan defisit negara itu dengan Vietnam mencapai 102 miliar Dolar AS  dalam sepuluh bulan pertama tahun ini, meningkat hampir 20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Hubungan ekonomi dan perdagangan antara Vietnam dan AS telah mengalami perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Omzet perdagangan dua arah meningkat 275 kali lipat, dari 450 juta Dolar AS pada tahun 1994 menjadi 124 miliar Dolar AS pada tahun 2022.

Kepala kebijakan perdagangan di Hinrich Foundation yang berbasis di Asia, Deborah Elms, mengatakan, bagi Trump metrik utamanya adalah defisit perdagangan. 

"Vietnam adalah kandidat ideal untuk tindakan awal karena tidak dapat dengan mudah membalas," katanya, dikutip dari Reuters, Senin 9 Desember 2024.

Presiden terpilih Donald Trump, yang akan menjabat pada Januari, mengancam akan mengenakan tarif hingga 20 persen pada semua impor AS selama kampanye pemilihannya.

Putranya Eric, seorang penasihat utama, menyebut Vietnam sebagai salah satu negara yang "merampok" AS. Hal itu terungkap dari video yang ditayangkan minggu lalu pada sebuah konferensi bisnis di Hanoi yang diselenggarakan oleh kamar dagang Amerika. 

Pada acara tersebut, beberapa pengusaha dan perwakilan asosiasi perdagangan menyatakan kekhawatiran tentang kemungkinan tarif pada Vietnam, termasuk Hong Sun, kepala kamar dagang Korea Selatan di Vietnam.

Ia mengatakan, tarif baru tersebut merupakan salah satu kekhawatiran terbesar bagi industri Korea di Vietnam.

Samsung Electronics Korea Selatan merupakan eksportir utama telepon pintar dan perangkat elektronik ke AS dari Vietnam.

Peter Navarro penasihat senior Trump untuk perdagangan dan manufaktur mengatakan, Vietnam kemungkinan bisa menjadi target Trump selanjutnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya