Berita

Presiden terpilih AS, Donald Trump/Net

Dunia

Trump Ingin AS Menyingkir dari Konflik Suriah

MINGGU, 08 DESEMBER 2024 | 10:27 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Konflik internal Suriah semakin panas dalam sepekan terakhir, dan Amerika Serikat tampaknya akan terlibat.

Presiden terpilih Donald Trump mendesak agar AS tidak terlibat dalam konflik di Suriah, di mana pasukan pemberontak mengancam pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad dan telah merebut sejumlah kota besar.

Dalam unggahan di platform Truth Social pada Sabtu waktu setempat, 7 Desember 2024, Trump menyebut bahwa AS tidak memiliki aliansi apapun di sana, sehingga lebih baik tidak ikut campur.


"Suriah memang kacau, tetapi bukan teman kita, dan Amerika Serikat tidak boleh bergabung dengannya. ini bukan perjuangan kita. biarkan saja berlangsung. jangan terlibat!” tulisnya.

Trump mengatakan karena Rusia, sekutu Assad, terlibat dalam perang dengan Ukraina, Rusia tampaknya tidak mampu menghentikan konflik di Suriah.

"Jika Rusia dipaksa keluar dari Suriah, itu mungkin benar-benar hal terbaik yang dapat terjadi pada merek karena tidak pernah ada banyak manfaat di Suriah bagi Rusia," kata Trump.

Komentar Trump tampaknya mencerminkan penentangannya terhadap kehadiran sekitar 900 tentara AS di Suriah, sebagian besar dari mereka di timur laut, di mana mereka telah mendukung aliansi yang dipimpin Kurdi Suriah dalam mencegah kebangkitan militan ISIS.

Trump mengumumkan pada tahun 2018 selama masa jabatan pertamanya bahwa ia ingin menarik pasukan AS karena ia mengatakan ISIS hampir kalah.

Tetapi ia menundanya karena para penasihat memperingatkan bahwa penarikan pasukan akan meninggalkan kekosongan yang akan diisi oleh Iran dan Rusia.

Sementara itu, pemberontakan Suriah yang dipimpin oleh Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dimulai sejak 27 November lalu di Idlib dan Aleppo. Mereka berhasil menguasai wilayah tersebut beberapa hari setelahnya.

Pekan ini HTS dan kelompok pemberontak kecil lainnya berhasil menguasai Hama dan Homs, dan kini bersiap merebut Damaskus dari Assad.

Sekutu Assad, yakni Rusia dan Hizbullah kemungkinan belum bisa mengirimkan pasukan bantuan karena sibuk dengan perang di wilayah masing-masing.

Rusia dengan perangnya di Ukraina dan Hizbullah yang lebih dari setahun baku tembak di perbatasan Lebanon Selatan dengan Israel.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya