Berita

Anggota Komisi IV DPR RI Rina Sa'adah/Ist

Nusantara

Petani Muda Harus Andil dalam Program Cetak 3 Juta Hektare Sawah

KAMIS, 05 DESEMBER 2024 | 05:03 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Komisi VI DPR RI menyoroti soal keterlibatan petani milenial dalam program cetak sawah 3 juta hektare sawah oleh Kementerian Pertanian (Kementan). 

Anggota Komisi IV DPR RI Rina Sa'adah mengatakan bahwa pihaknya telah menghitung program 3 juta hektare lahan untuk swasembada pangan pemerintah setidaknya bakal melibatkan sekitar 225 ribu petani muda. 
 
"Tadi disampaikan setiap 200 hektare lahan akan dikelola oleh 15 orang. Nah kalau dihitung ada sekitar 225 ribu orang yang akan mengelola 3 juta hektar lahan," kata Rina dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi IV DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta,  Rabu 4 Desember 2024. 
 

 
Rina juga meminta penjelasan Kementan mengenai  mekanisme dan pengelolaan teknis di lapangan dalam penyediaan SDM program tersebut. 
 
"Bagaimana optimalisasi  keseimbangan antara SDM dan luas lahan. Serta seperti apa efisiensi keberlanjutan program bagi petani milenial," ujarnya. 

Namun begitu, politikus PKB ini mengapresiasi kebijakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang menghentikan impor daging domba di tengah tingginya suplai dalam negeri. 
 
"Antara target dan realisasi capaiannya cukup tinggi di atas 85 persen. Maka harus terus dipertahankan pola pendampingan dan kebijakan strategis ini," katanya. 
 
Selain itu, Rina juga menyoroti program Kementan pada tahun 2025. Menurutnya, anggaran pertanian sebaiknya difokuskan dan dimaksimalkan guna mendukung terciptanya swasembada pangan dan makan bergizi gratis. 
 
"Dalam program swasembada pangan perlu dioptimalisasi pendampingan. Seperti penguatan teknologi modern," kata Rina.
 
Selain itu, masih kata Rina, penguatan juga harus dilakukan pada aspek insfrastuktur pertanian. Seperti irigasi, jalan dan tempat penyimpanan. 
 
Penguatan lainnya, kata Rina adalah sistem pemantauan hasil pertanian real time berbasis blokchain. Para anggota DPR bisa ikut mengawasi progres pertanian ini lebih cepat dan efisien. 
 
Lebih jauh, Rina menyarankan agar Kementan menjalin kerjasama internasional pertanian maju dengan sejumlah negara yang sudah berpengalaman. 
 
"Misalnya dengan Cina sebagai penghasil beras terbesar di dunia, selain penghasil jagung, gandum dan sayuran. Atau Amerika Serikat yang memanfaatkan teknologi GPS, robotika dan pertanian presisi," pungkas Rina.



Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya