Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

AS Batasi Teknologi, China Balas dengan Larangan Ekspor Logam

Laporan: Chiesa Arin Selomita
RABU, 04 DESEMBER 2024 | 13:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China dengan tegas umumkan larangan ekspor mineral kritis seperti gallium, germanium, dan antimon ke Amerika Serikat (AS), pada Selasa, 3 Desember 2024, waktu setempat. 

Kebijakan ini diberlakukan sehari setelah Washington meluncurkan serangkaian pembatasan terhadap 140 perusahaan China dalam industri sektor chip. 

Direktif Kementerian Perdagangan China menyebutkan bahwa item dual-use (berfungsi untuk sipil dan militer) dilarang diekspor karena alasan keamanan nasional. 


Aturan ini berlaku untuk meninjauan lebih ketat terhadap penggunaan grafit yang dikirim ke AS. "Pada prinsipnya, ekspor gallium, germanium, antimon, dan material super keras ke Amerika Serikat tidak akan diizinkan," Ujar Juru Bicara Direktif Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters, pada Rabu, 4 Desember 2024.  

Adanya larangan tersebut memperkuat pembatasan sebelumnya yang telah diterapkan sejak tahun lalu, hanya saja kali ini ditujukan kepada AS.

Diketahui, mineral-mineral tersebut memiliki peran penting dalam berbagai teknologi militer dan sipil, seperti semikonduktor, kabel serat optik, dan amunisi. Kebijakan ini diperkirakan akan memberikan tekanan lebih lanjut pada rantai pasokan Amerika Serikat yang bergantung pada impor dari China.

Selain itu, data perdagangan juga menunjukkan bahwa ekspor antimon China telah anjlok hingga 97% sejak pembatasan baru mulai diberlakukan. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa langkah selanjutnya dari China dapat mencakup mineral lain yang memiliki aplikasi lebih luas, seperti nikel atau kobalt.

"China telah memberikan sinyal larangan ini sejak lama. Jadi, kapan Amerika Serikat akan belajar dari situasi ini?" ujar Perwakilan Talon Metals, Todd Malan dari sebuah perusahaan tambang nikel yang berbasis di Minnesota, dikutip dari Reuters, Rabu, 4 Desember 2024.

Sejak lama, China menjadi produsen utama mineral kritis global, menyumbang 59,2% produksi germanium dan 98,8% produksi gallium pada tahun ini. 

Larangan tersebut dipandang sebagai respons langsung terhadap hubungan dagang yang kian memanas, yang sebelumnya telah ditandai oleh perang tarif selama periode kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi pembatasan baru ini dan akan mengambil langkah yang diperlukan sebagai respons, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. 

"Langkah ini hanya menegaskan pentingnya memperkuat upaya untuk mendiversifikasi rantai pasokan kritis dari ketergantungan pada China," ujar seorang juru bicara Gedung Putih, dikutip dari Reuters, pada Rabu, 4 Desember 2024.

Meski begitu, para analis memperingatkan bahwa langkah ini dapat memperburuk ketegangan dan menghambat kolaborasi ekonomi di masa depan. “Hal yang sedang terjadi ini seperti perang dagang tanpa pemenang,” kata ketua Global Mining Association of China, Peter Arkell. Dikutip dari Reuters, Rabu 4 November 2024.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya