Berita

Pendiri BYD Wang Chuanfu Wang/Net

Bisnis

Berawal dari Pembuat Baterai Ponsel, BYD Menjelma jadi Raksasa EV Berkat Orang Ini

RABU, 04 DESEMBER 2024 | 07:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Berdiri sejak tiga dekade, produsen mobil Tiongkok BYD terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan di seluruh dunia berkat tangan dingin sang pendiri, Wang Chuanfu Wang.

Pada tahun 1995, jauh sebelum BYD atau Build Your Dream membuat satu mobil pun, Wang meletakkan miniatur bola dunia di kantornya. Ia mengatakan benda itu masih ada hingga saat ini, sebagai simbol bahwa perusahaan kendaraan listrik terkemuka di Tiongkok itu mencoba membuat namanya dikenal di seluruh dunia. 

Di awal kelahirannya, BYD dimulai sebagai pabrik kecil yang mengembangkan dan membuat baterai untuk ponsel.


“Pada 18 November 1994, kami memulai perjuangan kami sebagai organisasi kecil yang terdiri dari 20 orang,” kata Wang, yang sekarang menjadi ketua dan presiden, pada acara ulang tahun bulan lalu di Shenzhen,seperti dikutip dari Nikkei Asia, Rabu 4 Desember 2024.

Wang lahir pada tahun 1966 sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara di sebuah desa pertanian di provinsi Anhui, Tiongkok. Ayahnya meninggal saat Wang baru berusia 13 tahun, diikuti oleh ibunya tiga tahun kemudian.

Ia berhasil masuk universitas dengan bantuan satu-satunya saudaranya. Ia mempelajari baterai dan akhirnya melanjutkan ke sekolah pascasarjana. 

Ahli kimia itu memulai BYD di tempat yang disewanya di lantai tiga sebuah gedung di luar Shenzhen. Perusahaan tersebut kemudian melebarkan sayap ke komponen lain untuk ponsel. 

BYD pertama kali terjun ke industri otomotif dengan membeli Xi’an Tsinchuan Auto, sebuah perusahaan milik negara, pada tahun 2003. 

“Populasi Tiongkok lebih dari 1 miliar, jadi saya tahu itu akan menjadi pasar yang besar,” kata Wang.

Perusahaan milik negara pernah memonopoli pembuatan mobil di Tiongkok. Hal itu berubah pada tahun 2001, ketika Zhejiang Geely Holding Group menjadi perusahaan swasta pertama yang memperoleh lisensi untuk memproduksi kendaraan. BYD memanfaatkan peluang tersebut.

Pada tahun 2005, BYD merilis kendaraan bensin bermerek BYD pertamanya, F3. Volume produksinya kecil pada saat itu dan perusahaan tidak dapat mengakses pasokan komponen berkualitas tinggi yang stabil.

Pada saat itulah Wang memutuskan untuk memproduksi komponen utama seperti mesin dan transmisi secara internal, menggunakan kembali keahlian pengerjaan logam yang dibangun dengan komponen telepon. Ini menandai dimulainya pendekatan BYD untuk membuat mobil sendiri.

BYD merilis plug-in hybrid pertamanya, F3DM, pada tahun 2008, dan EV untuk layanan taksi diluncurkan dua tahun kemudian. 

Perusahaan investasi Warren Buffett, Berkshire Hathaway, mengakuisisi saham BYD pada tahun 2008, dalam taruhan di pasar kendaraan energi baru Tiongkok. 

BYD berjuang untuk meningkatkan penjualan hingga tahun 2019, ketika hanya menjual sekitar 460.000 kendaraan. Pada saat itu, pembuat kendaraan bermesin pembakaran internal Jepang dan asing lainnya masih mendominasi pasar Tiongkok, sehingga hanya menyisakan sedikit ruang bagi perusahaan untuk berkembang.

BYD, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-30 pada bulan November 2024, kini telah menjelma sebagai pemimpin global dalam penjualan kendaraan listrik dan kendaraan hybrid plug-in. 

Dikutip dari Nikkei Asia, Selasa 3 Desember 2024, dari Januari hingga November 2204, volume penjualan melonjak 40 persen pada menjadi 3,75 juta kendaraan, dengan penjualan bulanan mencapai 500.000 pada bulan Oktober. 

BYD memproyeksikan akan mencapai 4 juta kendaraan tahun ini, yang akan membuatnya hampir menyamai penjualan Honda Motor sebanyak 4,1 juta kendaraan pada tahun fiskal yang berakhir Maret lalu. 

BYD juga telah mendekati Tesla dalam volume penjualan, dan berhasil melampaui saingannya tersebut dalam penjualan kendaraan listrik saja selama kuartal keempat tahun 2023.

Pada bulan Februari, BYD memangkas harga EV dan plug-in sebanyak 20 persen dalam upaya untuk memperluas pangsa pasar di Tiongkok. Para pesaing segera menyusul, sebagai tanda pengaruh BYD atas pasar otomotif terbesar di dunia.

Yang menguatkan keputusan penetapan harga BYD adalah kemampuannya untuk membuat baterai sendiri ,di mana pada tahun 2020, perusahaan meluncurkan Baterai Blade. Baterai lithium besi-fosfat (LFP) ini menekan biaya dibandingkan dengan baterai konvensional yang menggunakan nikel, kobalt, dan logam langka lainnya.

Dengan membuat baterainya sendiri, BYD mampu menurunkan biaya pengadaan komponen, yang mencapai 30 hingga 40 persen dari harga EV. Penghematan tersebut ditransfer ke EV dan plug-in yang dijual dengan harga di bawah sekitar 100.000 yuan (Rp219 juta).

Selain kendaraan, BYD telah menjadi salah satu pemasok baterai mobil terbesar di dunia, termasuk untuk Xiaomi dan Toyota Motor EV.

Menurut SNE Research Korea Selatan, BYD menguasai 16 persen pangsa pasar global baterai EV hingga September 2024, menempatkannya di posisi kedua setelah pemimpin Tiongkok CATL.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya