Di tengah hingar bingar pelaksanaan Pilkada serentak 2024 yang berlangsung hari ini, sejumlah pihak justru mengkhawatirkan nasib demokrasi Indonesia.
Pasalnya dalam berbagai praktiknya, demokrasi Indonesia kian menunjukkan wajah oligarki yang jauh dari nilai-nilai luhur bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Money politics pun diprediksi menjalar jelang pelaksanaan Pilkada 2024 ini. Kendati penyelenggara pemilu sudah memastikan bakal menindak tegas setiap praktik
money politics, namun seakan hal itu seakan sulit dipercaya.
Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto menyampaikan bahwa gejala tersebut makin mengakar di Indonesia akibat tidak diperhatikannya demokrasi ekonomi.
“Praktik demokrasi kita itu demargatif antara demokrasi politik dan demokrasi ekonominya, meniru model demokrasi anglo saxon,” kata Suroto kepada
RMOL, Rabu, 27 November 2024.
“Demokrasi politiknya minus demokrasi ekonomi, sehingga yang lahir sudah pasti adalah oligarki dan autokrasi,” tambahnya.
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
Menurut banyak ahli, praktik ini sudah berlangsung lama di Indonesia, bahkan semakin akut di setiap periodenya.
Suroto tidak heran ketika demokrasi saat ini lebih melahirkan pemimpin-pemimpin yang hanya populer di masyarakat.
Pakar koperasi ini menghendaki agar demokrasi yang terbangun di Indonesia juga menyertakan demokrasi ekonomi sebagaimana digagas Bung Hatta di awal kemerdekaan.
“Dari atas ke bawah dan bawah ke atas sekarang ini hanya lahirkan model pemimpin republikanis populis nir substansi. Terus pelihara kemiskinan rakyat dengan bantuan sosial dan dibiarkan bodoh,” ungkap CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR Federation) tersebut.
Menurut dia, kondisi ini terus berputar dan entah sampai kapan berakhirnya.
“Siklus politiknya berputar putar terus. Pencaci di masa lalu akan jadi pecundang di masa depan dan pecundang di masa depan akan gantian jadi pencaci. Begitu seterusnya,” tandas Suroto.