Berita

Anies Baswedan/Ist

Publika

Alasan Anies

SENIN, 25 NOVEMBER 2024 | 07:43 WIB | OLEH: AHMADIE THAHA

SIAPA yang menyangka, panggung politik Indonesia kembali menyuguhkan lakon komedi penuh intrik di Pilkada Jakarta 2024? Dari Megawati yang dulu melontarkan ucapan pedas ke Anies Baswedan, "Kemane aje loe?", hingga Anies akhirnya memberikan dukungan kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Apakah ini naskah sinetron? Atau sebenarnya, ini satire realitas politik kita?

Lakon ini seperti diambil langsung dari skrip sinetron politik dengan plot twist berlapis. Penuh suspensi, menimbulkan rasa heran, dan menggemaskan. Banyak yang bertanya-tanya, bahkan curiga, apa sebenarnya alasan Anies mendukung Pram-Rano? Untunglah, saya punya jawabannya, langsung dari sumber terpercaya: Geisz Chalifah dan Anies Baswedan sendiri.

Mari kita bahas. Untuk apa Anies mendukung calon dari PDIP, partai yang selama ini menjadi oposisi utamanya? Bahkan Megawati pernah sinis, bertanya soal loyalitas Anies, "Mau enggak, dia nurut?" Sekarang Anies malah dukung pasangan mereka! Tapi ini bukan soal “nurut” yang membabi-buta.

Kata Geisz Chalifah, sobat dekat dan rekannya seperjuangan, keputusan Anies ini lahir dari rasa tanggung jawab pada program sosialnya yang belum tuntas. Kampung Bayam? Belum rampung. Kampung Susun Akuarium? Masih setengah jalan. Bagaimana nasib warga miskin kota yang pernah ia perjuangkan?

Geisz bercerita dengan penuh semangat. Suatu pagi di pendopo rumah Anies di Lebak Bulus, ratusan warga miskin berkumpul. Mereka menangis meraung-raung. “Kami gelap, Pak Anies! Kami tak tahu nasib kami ke depan! Gelapppp ya Allahhh!” Kalau ada sutradara di sana, adegan ini pasti masuk nominasi sinema terbaik. Tapi ini nyata. Dan tangisan itu, kata Geisz, terus menghantui pikiran Anies.

Sampai datanglah Pramono Anung dengan solusi seperti malaikat penolong. Dalam diskusi mereka, Pramono berjanji menyelesaikan proyek-proyek ini. Bagi Anies, dukungannya pada mereka bukan soal politik belaka, ini soal tanggung jawab moral pada warga Jakarta. Tapi tunggu, apakah benar hanya soal moral?

Mungkin saja, ini juga “sentilan elegan” Anies untuk Megawati. Ketum DPP PDIP ini pasti tidak pernah membayangkan bahwa Anies, musuh bebuyutan partainya, akan mendukung pasangan calon unggulannya. Sebuah langkah ironi yang membuat kita semua bertanya: apakah ini semacam balas dendam simbolis? Atau hanya strategi politik tingkat tinggi?

Anies, dalam pidatonya yang disiarkan di saluran Youtube, menekankan alasan dukungannya pada pentingnya memilih pemimpin yang matang, stabil, dan empati. Juga, yang tanpa banyak beban, yang bisa menjalin komunikasi dengan semua pihak, serta berpengalaman. 

Pilihannya pada Pram-Rano merupakan langkah rasional demi kesinambungan kerja-kerja kemanusiaan. Pesan terselubungnya mungkin begini: “Saya ada di sini bukan untuk tunduk, tapi untuk memastikan keadilan bagi mereka yang pernah saya bela.” Terdengar heroik? Atau cerdik?

Selama lima tahun, PDIP menjadi oposan paling keras terhadap Anies. Hampir semua kebijakan Anies, saat jadi gubernur, direcoki. Kini, ia malah mendukung pasangan calon gubernur dari partai yang sama. Ini seolah mengatakan, politik bukan soal sentimen pribadi, tapi seni kemungkinan. Dukungan Anies ini membuktikan, loyalitas politik tidak selalu harus membabi-buta. Kadang, ia melampaui ego, menuju logika.

Ada sisi lain yang menarik. Anies dan Pramono sama-sama berasal dari generasi aktivis mahasiswa tahun 1990-an, khususnya di Yogyakarta. Kedekatan personal ini memberi dimensi emosional pada pilihan Anies. Seolah nostalgia masa muda ikut bermain. Tapi jangan salah, aspek rasionalitas tetap mendominasi. Anies yakin janji Pram untuk Kampung Bayam dan Akuarium bukan sekadar angin lalu.

Pertanyaannya, mengapa Anies tak percaya janji Ridwan Kamil-Suswono, yang juga menemuinya? Paslon ini juga berjanji menjalankan semua program warisan Anies. Termasuk soal Kampung Bayam dan Akuarium, plus penyediaan dua kartu lansia dan yatim, dengan sistem jemput bola. 

Bagaimana pun, keputusan dukungan dari Anies tadi menunjukkan keseimbangan antara logika politik dan empati. Sebuah pelajaran penting bahwa, di balik kompleksitas politik, masih ada ruang untuk mengutamakan kepentingan rakyat.

Pilihan Anies mendukung Pram-Rano merupakan campuran antara kalkulasi politik, tanggung jawab moral, dan hubungan emosional. Mungkin kontroversial, tapi ini contoh seni politik di mana keadilan rakyat menjadi prioritas, meskipun jalannya penuh risiko dan kritik.

Dan Megawati? Mungkin sekarang ia bergumam, “Kemane aje loe?” dengan nada yang sedikit melunak ala emak-emak girang.

*Penulis adalah Pemerhati Kebangsaan, Pengasuh Pondok Pesantren Tadabbur Al-Qur'an



Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya