Berita

Riswan Lagalante/Ist

Publika

Menjaga Stabilitas di Tengah Pusaran Pilkada Maluku Utara

OLEH: RISWAN LAGALANTE*
MINGGU, 24 NOVEMBER 2024 | 13:04 WIB

PILKADA Serentak 2024 di Maluku Utara menjadi momen yang sangat penting bagi masa depan daerah ini. Sebagai bagian dari proses demokrasi, Pilkada harus dilaksanakan dengan jujur, adil, dan damai. 

Agar pilkada berjalan dengan lancar, netralitas menjadi hal yang sangat krusial. Tidak hanya bagi penyelenggara, tetapi juga bagi aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat. 

Dengan menjaga netralitas, pilkada bisa berlangsung dengan hasil yang benar-benar mencerminkan kehendak rakyat, tanpa adanya intervensi yang merugikan.

Tantangan Pelanggaran Pilkada Maluku Utara

Namun, sepanjang sejarah Pilkada Maluku Utara, sejumlah pelanggaran dan permasalahan seringkali muncul, mengancam pelaksanaan pesta demokrasi yang adil dan damai. Salah satu kasus yang cukup mencolok adalah pelanggaran yang melibatkan politik uang, intimidasi terhadap pemilih, dan ketidaknetralan aparat keamanan.

Pada pilkada sebelumnya, terdapat beberapa laporan tentang adanya pengaruh politik yang kuat dari pihak tertentu yang berusaha mengarahkan pilihan pemilih dengan cara yang tidak sah, termasuk distribusi uang untuk memenangkan kandidat tertentu. 

Selain itu, beberapa laporan juga mencatat adanya intimidasi yang dilakukan oleh oknum yang memaksa pemilih untuk memilih calon tertentu. Sebuah pelanggaran yang sangat merusak integritas demokrasi. 

Peran Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu sangat vital dalam mendeteksi dan menindak praktik-praktik tersebut agar pilkada tetap bersih.

Pada pilkada sebelumnya juga, meski upaya untuk menjaga netralitas aparat keamanan sudah dilakukan, masih ada laporan mengenai keberpihakan aparat di lapangan. 

Dalam beberapa kejadian, pendukung salah satu calon mengklaim bahwa petugas keamanan terkesan lebih mendukung kandidat tertentu, sehingga menciptakan ketidakpercayaan di kalangan pendukung lainnya.

Chaos Pasca Debat Kandidat

Ketegangan antar pendukung calon juga sering kali memuncak pasca-debat kandidat. Misalnya, dalam pilkada yang baru saja berlangsung. Debat kandidat menjadi ajang penting bagi masyarakat untuk melihat sejauh mana kredibilitas dan visi misi para calon.

Namun tak jarang, pasca debat, ketegangan antara pendukung calon yang berbeda memunculkan insiden-insiden kekerasan atau kekacauan.

Salah satu insiden yang patut dicatat terjadi pada debat kandidat pilgub kemarin, di mana para pendukung salah satu calon saling berhadap-hadapan setelah debat, menciptakan kerusuhan kecil yang melibatkan tindakan saling serang. 

Kejadian seperti ini bukan hanya merugikan pihak yang terlibat langsung, tetapi juga merusak citra pilkada itu sendiri dan menciptakan ketakutan bagi masyarakat yang berpotensi mengurangi partisipasi pemilih.

Meskipun demikian, bukan berarti situasi ini tak dapat dikelola. Di sinilah pentingnya peran aparat keamanan, lembaga penyelenggara pemilu, dan terutama masyarakat, untuk menjaga agar ketegangan yang ada tidak berkembang menjadi konflik besar.

Solusi Politik Kultural untuk Pilkada Damai

Untuk memastikan pilkada yang damai di Maluku Utara, diperlukan solusi politik kultural yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari tokoh agama, tokoh adat, hingga masyarakat umum. 

Salah satu pendekatan yang efektif adalah mengedepankan prinsip "demokrasi kultural" yang menekankan penghargaan terhadap perbedaan, kedamaian, dan persatuan, terlepas dari latar belakang suku, agama, atau pilihan politik.

Tokoh agama dan adat di Maluku Utara memiliki pengaruh besar dalam membangun kedamaian sosial. Mereka dapat berperan sebagai penyejuk di tengah ketegangan politik, mengingatkan umat dan masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah. 

Mendorong mereka untuk berperan aktif dalam mengedukasi pemilih tentang pentingnya memilih berdasarkan visi, bukan sentimen negatif terhadap calon lain, akan sangat bermanfaat.

Lebih lanjut masyarakat perlu diajak untuk berpikir kritis, untuk tidak terjebak pada isu-isu hoaks atau fitnah yang seringkali muncul menjelang pemilihan. 

Kampanye yang lebih berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pembangunan sosial dan ekonomi dapat menjadi daya tarik yang lebih positif daripada kampanye hitam yang hanya mengundang permusuhan.

Penyelesaian Konflik Secara Kolaboratif

Untuk menghindari kerusuhan antar pendukung calon, pendekatan kolaboratif dalam penyelesaian konflik sangat penting. 

Jika terjadi ketegangan, dialog antar kelompok pendukung calon dapat menjadi solusi untuk meredakan ketegangan. Misalnya, melibatkan tokoh masyarakat yang dihormati untuk menjadi mediator antara kedua belah pihak yang berselisih.

Lembaga seperti KPU dan Bawaslu harus lebih tegas dalam mengawasi seluruh tahapan Pilkada, termasuk mengatasi potensi konflik yang muncul di lapangan. 

Mereka juga perlu bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi, serta memastikan bahwa proses pemilu berjalan dengan transparansi penuh. 

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak pilih mereka dan pentingnya memilih secara bebas dari segala bentuk ancaman atau tekanan juga menjadi bagian dari solusi yang dapat diterapkan.

Jelas bahwa netralitas aparat keamanan harus dijaga dengan sangat ketat. Polisi, TNI, dan aparat lainnya harus bertindak secara profesional dan tidak terlibat dalam politik praktis. 

Jika terdapat laporan ketidaknetralan, maka harus ada tindakan yang tegas agar tidak menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses Pilkada.

Pada akhirnya, pilkada yang damai di Maluku Utara bukan hanya tanggung jawab penyelenggara dan calon kandidat, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. 

Dengan menjaga netralitas, menghindari kampanye negatif, dan memastikan keberagaman dihargai, kita dapat mewujudkan Pilkada yang jujur dan damai. 

Ini adalah momen yang sangat penting bagi masyarakat Maluku Utara untuk menunjukkan bahwa meskipun berbeda dalam pilihan politik, mereka tetap bisa bersatu demi masa depan yang lebih baik dan lebih sejahtera.

*Penulis adalah aktivis muda Maluku Utara

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya