Berita

Kabid Keamanan Siber APJII Dr. Arry Abdi Syalman/Ist

Politik

Waspada Hoaks Jelang Pilkada Serentak 2024

SABTU, 23 NOVEMBER 2024 | 12:28 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan langkah-langkah atau tips untuk menghindari serangan cyber oleh kelompok hacker jelang Pilkada Serentak 2024. 

"Pada prinsipnya sistem itu atau aplikasi itu harus selalu update keamanan ya, itu harus selalu update keamanannya, untuk betul-betul menjaga potensi-potensi gangguan," kata Kabid Keamanan Siber APJII, Arry Abdi Syalman, dalan keterangannya, Sabtu 23 November 2034 

Arry mengatakan bahwa penyelenggara Pemilu khususnya KPU sendiri dalam hal ini sudah mendapatkan pengawasan langsung dari instansi yang berwenang seperti Badan Siber, Sandi Negara dan juga Polri. Namun, ia mengingatkan ada hal yang perlu dihindari yakni adanya kelalaian atau kekeliruan dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya.

"Jadi SDM-nya gimana? SDM-nya ini terus diliterasi, terus diedukasi untuk melakukan, mengutamakan sistem proteksi mereka. Jadi secanggih-canggihnya sistem itu pun pasti ada potensi kebocoran, ada potensi kelemahan. Tapi ini apabila terus dioptimalkan sistemnya, dan selalu dilakukan update serta sering memantau. Harus sering memantau,” katanya.

Arry juga memprediksi bentuk serangan-serangan cyber di Pilkada Serentak 2024 tidak beda jauh dari tren serangan sebelumnya seperti malware, maupun kesalahan domain atau lainnya. Namun, kata dia, secara kualitas dan kuantitasnya bertambah. 

"Kurang lebih bentuk serangannya sama saja hanya mungkin kualitas dan kuantitasnya aja yang bertambah,” ujarnya. 

Menurutnya, hal itu terjadi karena kondisi monitoring serangan siber kita itu memonitoring anomali serangan itu terus meningkat. 

Lebih jauh, Arry juga berpesan adanya teknologi artificial intelligence (Ai) agar tidak disalahgunakan untuk penyebaran hoax, black campaign jelang maupun saat pelaksanaan Pilkada. Sehingga, kata dia, masyarakat Indonesia harus melakukan perlawanan terhadap bentuk informasi tersebut.

"Kita harus lawan informasi hoax tersebut. Namun kita belum mampu menciptakan mesin yang bisa secara detail untuk memanfaatkan artificial intelligence nya membaca atau mengenali keyword bahwa ini hoax, kenapa? karena teknologi kecerdasan buatan itu tidak memiliki rasa yang bisa mendefinisikan," sebutnya.

"Sehingga ini memang obatnya ya harus memberikan literasi yang maksimal ke masyarakat itu aja," kata Arry lagi.

Selain itu untuk mencegah peredaran hoax, hate speech, black campaign di ruang publik, lanjut dia, adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat bagaimana memahami informasi yang valid dan tidak valid dan selalu menghimbau masyarakat untuk bisa melakukan konfirmasi, pengecekan secara mendalam terhadap suatu informasi-informasi yang diterima. 

"Apalagi berkaitan dengan informasi-informasi yang sensitif seperti itu," ucapnya.

Oleh karenanya, Arry menghimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan perangkat telekomunikasi di platform media sosial. Bahwa apa yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi tidak untuk melakukan hal-hal yang negatif.

"Misalnya menerima informasi begitu saja dan menyebarkannya, kemudian yang kedua melakukan propaganda atau teknik-teknik tertentu disebarluaskan ke khalayak luas, kemudian memberitakan sesuatu yang tidak benar ini agar bisa dihindari. Jadi bijaklah dalam menggunakan teknologi komunikasi itu saja," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya