Buruh berdemonstrasi di Athena, Yunani/AFP
Ribuan warga Yunani melakukan aksi demonstrasi selama 24 jam sebagai bentuk protes terhadap melonjaknya biaya hidup.
Protes dipicu oleh inflasi yang mencapai 2,4 persen, tingginya biaya energi, makanan, dan perumahan, serta rendahnya upah.
Menurut laporan kepolisian, protes ini melibatkan sekitar 15.000 orang di Athena dan 4.000 lainnya di Thessaloniki pada Rabu, 20 November 2024 waktu setempat.
Pada hari sebelumnya, para jurnalis juga melakukan demonstrasi atas pembaruan perjanjian kerja kolektif yang terakhir diperbarui pada 2008.
Aksi mogok ini diprakarsai oleh Konfederasi Umum Buruh Yunani (GSEE) yang mewakili sekitar 2,5 juta pekerja.
GSEE menyatakan bahwa langkah ini adalah tanggapan atas kebijakan pemerintah yang gagal menjamin standar hidup layak bagi buruh.
"Kami menuntut pemerintah mengembalikan apa yang telah mereka ambil selama satu dekade terakhir. Daya beli kami telah berkurang hingga 50 persen, dan inflasi memengaruhi segalanya," ujar Giorgos Skiadiotis, seorang pensiunan yang mengikuti aksi, dikutip dari
Reuters, Kamis 21 November 2024.
Meskipun ekonomi Yunani telah pulih setelah krisis utang 2009-2018, banyak warga masih bergulat dengan dampaknya. Upah minimum bulanan sebesar 830 euro dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan upah minimum akan naik menjadi 950 Euro pada tahun 2027.
Mitsotakis juga meminta Uni Eropa untuk membantu mengatasi disparitas harga energi di negara-negara anggotanya.
Namun, warga Yunani menilai langkah ini terlalu lambat dan tidak cukup merespons lonjakan harga kebutuhan pokok.
Aksi demonstrasi ini melumpuhkan layanan publik, transportasi, hingga pengiriman barang dari jalur darat dan laut.