Berita

Qualcomm/mobileworldlive

Bisnis

Qualcomm Positif pada Pemerintahan Trump

RABU, 20 NOVEMBER 2024 | 10:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 ikut disambut positif produsen chip terkemuka Qualcomm.

Dalam pernyataannya pada Selasa 19 November 2024, perusahaan yang berbasis di San Diego, California itu mengatakan pihaknya tidak khawatir pada kebijakan Trump, termasuk tarif yang diusulkan AS terhadap Tiongkok. 

Perusahaan meyakini hal itu tidak serta-merta akan melemahkan bisnisnya di Tiongkok, negara yang menjadi sumber hampir setengah pendapatannya.

Para eksekutif Qualcomm menyampaikan pernyataan tersebut pada acara investor di New York saat perusahaan memperkirakan pendapatan gabungan sebesar 22 miliar Dolar AS dalam lima tahun mendatang dari laptop, mobil, dan produk lain di luar telepon pintar. Ini menandai pertumbuhan tajam dari tahun fiskal terakhirnya.

Dalam sesi tanya jawab dengan analis, Alex Rogers, yang menjalankan bisnis lisensi teknologi Qualcomm, mengatakan perusahaan hubungan yang baik dengan pemerintahan Trump sebelumnya.

"Kami mengharapkan hubungan yang baik ke depannya. Kami sangat positif terhadap pilihan terbaru untuk Menteri Perdagangan, jadi kami berharap dapat menjalin hubungan yang baik dan terlibat seperti yang telah kami lakukan pada pemerintahan sebelumnya," kata Rogers, merujuk pada nominasi Howard Lutnick yang diharapkan Trump, seperti dikutip dari Reuters, Rabu 20 November 2024.

Menanggapi pertanyaan analis lainnya, Kepala Eksekutif Qualcomm Cristiano Amon mengatakan ia tidak melihat adanya masalah dalam persaingan bisnis di Tiongkok, yang menyumbang 46 persen dari pendapatan Qualcomm yang hampir mencapai 40 miliar Dolar AS pada tahun fiskal terakhirnya. 

Trump sendiri telah mengusulkan tarif sebesar 60 persen atas impor Tiongkok, yang menurut para ekonom mungkin akan ditanggapi Beijing dengan tarifnya sendiri atas barang-barang Amerika.

Amon mengatakan, untuk saat ini perusahaan-perusahaan Tiongkok membeli chip otomotif Qualcomm, dan putaran tarif Trump terakhir pada barang-barang Tiongkok tidak merugikan Qualcomm.

"Ketika geopolitik mulai menjadi pusat perhatian dalam perbincangan AS-Tiongkok, kemitraan Qualcomm dengan Tiongkok justru meningkat, karena kami berekspansi ke industri lain di luar telepon pintar," ujarnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya