Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Kenaikan Suku Bunga Jepang Masih Labil, Dolar Menguat atas Yen

SELASA, 19 NOVEMBER 2024 | 10:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dolar melesat terhadap Yen, melanjutkan penguatannya baru-baru ini setelah petinggi bank sentral Jepang mengisyaratkan pengetatan kebijakan moneter. 

Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, mengatakan bahwa ekonomi sedang bergerak menuju inflasi berkelanjutan yang didorong oleh upah dan memperingatkan agar tidak mempertahankan biaya pinjaman terlalu rendah, sehingga membuka peluang kenaikan suku bunga lagi paling cepat bulan depan.

Dikutip dari Reuters, Selasa 19 November 2024, Ueda tidak memberikan petunjuk apakah kenaikan akan dilakukan pada Desember, dengan mengutip berbagai "ketidakpastian" yang perlu dieksaminasi.


Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex di New York, Marc Chandler menyayangkan Ueda tidak memberikan sinyal baru. 

"Karena kekacauan yang terjadi pada Juli, pasar mengantisipasi bahwa BoJ akan lebih mempersiapkan pasar untuk langkah selanjutnya dan Gubernur Bank Jepang tidak melakukannya hari ini, jadi saya pikir Yen melemah," katanya.

Dolar menguat 0,17 persen menjadi 154,6 Yen. 

Akhir pekan kemarin, Dolar menghentikan kenaikan empat sesi terhadap mata uang Jepang setelah Menteri Keuangan Katsunobu Kato memperingatkan otoritas akan mengambil tindakan untuk memerangi pergerakan nilai tukar yang berlebihan.

Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,5 persen menjadi 106,20. 

Euro melejit 0,54 persen jadi 1,0598 Dolar AS. Indeks tersebut mencapai titik tertinggi dalam lebih dari satu tahun, pekan lalu, di posisi 107,07. 

Peningkatan tersebut karena ekspektasi kemenangan Trump dapat mengakibatkan tarif yang lebih tinggi dan berpotensi memicu inflasi, yang bisa memperlambat jalur pemotongan suku bunga dari Federal Reserve.

Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan pada pekan lalu bahwa bank sentral berhati-hati dalam jalur pemotongan suku bunganya.

Poundsterling menguat 0,47 persen menjadi 1,2674 Dolar AS setelah anjlok 2,4 persen pekan lalu, persentase penurunan mingguan terbesar sejak awal Februari 2023.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya