Ilustrasi masyarakat kelas menengah yang sedang berbelanja di Pasar Beringharjo, Yogyakarta/Sumber foto dokumentasi pribadi
Menyusutnya jumlah kelas menengah di Indonesia kini menjadi sorotan media internasional.
Al Jazeera, media yang berbasis di Doha, Qatar, baru-baru ini menerbitkan laporan yang mengungkapkan penurunan signifikan dalam jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia.
Dalam laporan bertajuk '
We lost everything': the Indonesians falling out of the middle class", Al Jazeera mencatat bahwa data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sebanyak 9,48 juta orang Indonesia tergeser dari kelas menengah pada periode 2019 hingga 2024.
Lebih rinci, pada 2019 jumlah penduduk Indonesia yang tergolong kelas menengah mencapai 57,33 juta orang. Namun, angka ini mengalami penurunan signifikan setiap tahun, menjadi 53,83 juta pada 2020, 49,51 juta pada 2021, dan 48,27 juta pada 2023. Hingga pada 2024, jumlah kelas menengah terus turun menjadi 47,85 juta orang.
Sementara itu, jumlah orang yang masuk kategori calon kelas menengah justru meningkat, dari 128,85 juta menjadi 137,5 juta orang pada periode yang sama. Kedua segmen ini kini mencakup hampir dua pertiga dari total populasi Indonesia yang mencapai 277 juta jiwa.
Salah satu cerita yang diangkat Al Jazeera adalah kisah Halimah Nasution dan suaminya, Agus Saputra, pasangan asal Sumatera Utara yang sebelumnya hidup nyaman dengan usaha penyewaan perlengkapan pernikahan, wisuda, dan ulang tahun.
“Kami (sebelumnya) merasa punya segalanya,” ungkap Halimah.
Dengan penghasilan sekitar Rp30 juta per bulan, mereka termasuk dalam kategori kelas menengah atas, meskipun sebagian pendapatan harus dibagi dengan beberapa anggota keluarga.
Namun, pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Pembatasan sosial (Social Distancing) yang melarang keramaian membuat usaha mereka ambruk.
"Kami kehilangan segalanya," ujar Halimah pada Al Jazeera.
Di sisi lain, Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti sebelumnya turut mengungkapkan adanya perubahan dalam pola pengeluaran masyarakat kelas menengah di Indonesia.
Belanja untuk kebutuhan perumahan dan makanan cenderung menurun, sementara pengeluaran untuk hiburan dan acara sosial justru meningkat.
“Ada pergeseran dalam prioritas belanja kelas menengah dalam dekade terakhir,” kata Amalia dalam rapat dengan Komisi XI DPR pada Rabu, 28 Agustus 2024, seperti dikutip Tempo.
Sejalan dengan laporan Al Jazeera, Amalia juga menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti perkembangan judi online dan dampak pandemi Covid-19 turut berkontribusi pada penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.