Ketua Laznas Syarikat Islam, David Chalik bersama tim saat menyerahkan bantuan ke pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki/Ist
Lembaga Amil Zakat Nasional Syarikat Islam (LAZNAS-SI) melalui Syarikat Islam Tanggap Bencana (SIGAP) terjun membantu korban terdampak bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua Laznas Syarikat Islam, David Chalik mengatakan, pihaknya mendistribusikan bantuan seperti paket family kit, masker medis, makanan ringan, hingga air bersih pada Minggu, 17 November 2024.
“Kejadian tersebut memakan korban jiwa sebanyak 9 orang dan 13 ribu lainnya terpaksa tidur di pos-pos pengungsian, sehingga kami memastikan anak-anak dan masyarakat di lokasi bencana mendapat dukungan yang layak di tengah situasi yang sulit ini,” kata David Chalik dalam keterangannya, Senin, 18 November 2024.
Menurut David, sebagai organisasi yang berfokus di bidang peningkatan ekonomi umat, Laznas SI menyampaikan bahwa pihaknya juga memberikan dukungan moril untuk pemulihan warga terdampak.
"Kami akan memberi dukungan psikososial kepada anak-anak dan masyarakat terdampak di kamp evakuasi (pengungsian)," kata David.
Kepala Badan SIGAP Indonesia, Agustian menambahkan, pihaknya telah berpesan kepada timnya agar bisa melakukan rekrutmen di potensi lokal dan dilatih dengan standar SIGAP Indonesia agar bisa menyuarakan perjuangan di sana.
Pada tahap awal, Tim Tanggap Bencana akan mengaktivasi program kajian Disaster Management atau manajemen bencana, agar masyarakat tetap mampu memenuhi kebutuhan dasar selama tanggap bencana.
"Laznas SI mengajak Masyarakat khususnya umat Islam untuk turut membantu anak-anak dan masyarakat rentan lainnya yang sedang mengalami kemalangan akibat erupsi Gunung Lewotobi, dukungan donasi bisa melalui rekening kemanusiaan Laznas SI di BSI No. Rekening 7751 511 57 atas nama LAZ Syarikat Islam," tambah Agustian.
Pemerintah Flores Timur menyatakan, status Gunung Lewotobi sudah berasa di level III (siaga) sejak September hingga akhir Desember tahun ini.
Dengan meningkatnya skala dari aktivitas vulkanik ini, Pusat Vulkanologi menaikkan status erupsi ini ke level tertinggi, yaitu level darurat tingkat IV.
Erupsi gunung berapi yang terjadi di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura ini terpantau melalui seismograf, dengan amplitudo yang mencapai 47,3 milimeter selama lebih dari 20 menit.
Bencana ini menyebabkan kerusakan fisik pada sejumlah bangunan, penutupan sementara tiga bandara yang berlokasi di Maumere, Ende, dan Bajawa, serta munculnya gangguan pernapasan dan gangguan penglihatan akibat abu vulkanik yang dialami masyarakat.