Suporter bola Israel bentrok dengan petugas keamanan selama pertandingan Nations League di Stade de France pada Kamis waktu setempat, 14 November 2024/Net
Beberapa penggemar sepak bola Prancis mencemooh lagu kebangsaaan Israel yang dinyanyikan di awal pertandingan UEFA Nations League di Stade de France pada Kamis waktu setempat, 14 November 2024.
Beberapa ejekan dan siulan terdengar saat lagu kebangsaan Israel dimainkan, yang kemudian dikeraskan melalui pengeras suara.
Selain itu, menurut laporan
Reuters, saat pertandingan berlangsung, terjadi perkelahian kecil di dekat area suporter Israel selama beberapa menit, dengan orang-orang terlihat berlarian dan saling pukul.
Para petugas dengan cepat membentuk penghalang untuk menghentikan kerusuhan tersebut.
Tidak jelas apa yang memicu keributan tersebut.
Sebelum pertandingan Nations League di Prancis dimulai, para demonstran pro-Palestina berkumpul di sebuah alun-alun di distrik Saint-Denis, Paris.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa, mengibarkan bendera Palestina, serta beberapa bendera Lebanon dan Aljazair, untuk memprotes pertandingan tersebut.
"Kami tidak bermain dengan (pelaku) genosida," bunyi salah satu spanduk, yang merujuk pada perang Gaza.
Israel membantah tuduhan genosida dalam serangannya selama lebih dari setahun terhadap kelompok militan Palestina, Hamas.
Para suporter Israel memasuki stadion mengenakan atribut yang kontroversial, seperti kaus oblong dengan logo klub Israel Maccabi Tel Aviv di bagian depan dan tulisan 'Ni Oubli Ni Pardon' (Jangan Pernah Memaafkan, Jangan Pernah Melupakan) di bagian belakang.
Kemungkinan itu merujuk pada serangan Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober tahun lalu.
Kemudian ada yang menenteng spanduk yang berisi ejekan bertuliskan "Persetan Hamas".
Mereka juga melambaikan balon kuning dan meneriakkan "Bebaskan Para Sandera" yang merujuk pada warga Israel yang ditahan di Gaza oleh militan Hamas.
Rasisme dan intoleransi meningkat di Prancis, sebagian dipicu oleh perang di Gaza setelah serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023. Tren serupa telah disaksikan di tempat lain di Eropa.
Pekan lalu kerusuhan lebih besar yang melibatkan suporter Israel dan warga lokal terjadi di Amsterdam, Belanda. Hampir 70 tersangka telah ditangkap dan sedikitnya lima orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Untuk mencegah terulangnya kekerasan di Amsterdam, 4.000 personel keamanan Prancis dikerahkan di dalam dan sekitar stadion serta di transportasi umum.
Presiden Prancis Emmanuel Macron hadir di pertandingan tersebut untuk menunjukkan solidaritas.
"Kami tidak akan menyerah pada anti-Semitisme di manapun dan kekerasan, termasuk di Prancis, tidak akan pernah menang, begitu pula intimidasi," ujarnya beberapa jam sebelum pertandingan dimulai.