Berita

Garuda Indonesia/Wikimedia Commons via voi.id

Bisnis

Garuda Indonesia Beberkan Dua Faktor Utama Penyebab Kerugian Meningkat, Apa Saja?

Laporan: Jelita Mawar Hapsari
KAMIS, 14 NOVEMBER 2024 | 11:41 WIB

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengungkapkan dua faktor utama di balik membengkaknya kerugian yang dialami sepanjang Januari-September 2024 secara tahunan Year on Year (YoY)

Treasury Management Group Head Garuda Indonesia, Bima Tesdayu, menjelaskan bahwa terdapat dua penyebab utama yang berdampak signifikan pada penurunan kinerja operasional dan laba bersih perusahaan.

“Kami mengalami depresiasi yang cukup besar sejalan dengan maintenance (perawatan) dan overhaul (pemeriksaan) yang aktif kami lakukan selama 2023 dan 2024,” kata Bima, seperti dikutip Investor.id pada Kamis, 14 November 2024.

Selain kegiatan maintenance dan overhaul besar-besaran yang menjadi faktor utama EBITDA dan laba bersih perusahaan menurun. Bima menambahkan, penurunan laba bersih hingga September 2024 juga disebabkan oleh perubahan skema pembayaran sewa pesawat berbadan besar (wide body), yang semula menggunakan sistem pay by the hour, dan pada tahun ini diubah menjadi fixed lease cost untuk semua operational leasing.

Perubahan dalam skema pembayaran ini, menurut Bima, berpengaruh pada financial charge Garuda, yang pada akhirnya turut membebani kinerja keuangan GIAA.

Sebelumnya, maskapai ini dikabarkan mengalami peningkatan kerugian meskipun pendapatannya meningkat.

Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa pendapatan usaha konsolidasi GIAA tercatat meningkat 16,99 persen secara YoY menjadi 2,02 miliar Dolar AS selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Dari total pendapatan tersebut, penerbangan berjadwal menyumbang 291,15 juta Dolar AS, tumbuh 6,16 persen YoY, sedangkan penerbangan tidak berjadwal mencatat kenaikan 8,10 persen YoY menjadi 253,94 juta Dolar AS.

GIAA juga melaporkan kerugian bersih sebesar 131,22 juta Dolar AS atau sekitar Rp2,06 triliun, yang mengalami peningkatan 81,29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Meski kerugian meningkat, Garuda Indonesia mencatat kenaikan EBITDA sebesar 11 persen hingga Kuartal III-2024, mencapai 685,81 juta Dolar AS.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan bahwa pertumbuhan pendapatan tahun ini mencerminkan peningkatan jumlah penumpang di grup Garuda Indonesia. 

Hingga September 2024, jumlah penumpang mencapai 17,73 juta, meningkat 24 persen YoY, di mana Garuda Indonesia (mainbrand) menyumbang 8,34 juta penumpang, naik 45 persen, sementara Citilink mencatat 9,39 juta penumpang, tumbuh 10 persen.

“Kinerja operasional Garuda Indonesia (mainbrand) juga mencerminkan pertumbuhan signifikan, di mana jumlah penumpang sebesar 8,34 juta itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023, yaitu 59 persen untuk angkutan penumpang internasional yang mencapai 1,87 juta, sementara penumpang domestik naik 41 persen atau mencapai 6,47 juta penumpang,” jelas Irfan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya