Diskusi publik yang digelar Partai Kebangkitan Nusantara/Ist
Masalah stunting yang masih mendera sejumlah wilayah di Indonesia turut menjadi perhatian Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Ketua Bidang Kesehatan Pembina PKN dr. Anjar Setya Widarti mengungkap, masih banyak hambatan yang harus diselesaikan dalam pengentasan stunting.
"Saya ambil contoh hambatannya, ternyata banyak daerah yang menutupi situasi-situasi tentang pergerakan stunting tersebut,” kata Anjar dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 13 November 2024.
Ketidakterbukaan daerah mengungkap data-data stunting ini menyulitkan pemerintah pusat dalam melakukan penanganan secara optimal. Padahal menurut Anjar, informasi langsung dari daerah sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah berkembangnya stunting.
Anjar yakin, jika kegiatan stunting tidak dijalankan dengan serius, maka dalam waktu 3 tahun target menurunkan angka stunting tidak berhasil.
“Jadi harus mempunyai kekuatan bersama dikerjakan secara serius dan fokus," tegas Anjar.
Perhatian PKN terhadap masalah stunting ini juga dituangkan dalam wadah diskusi dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional yang berlangsung di Kantor Pimpinan Pusat PKN, Jakarta, Selasa, 12 November 2024 kemarin.
Diskusi ini melibatkan beberapa praktisi sebagai narasumber, salah satunya pemerhati kesehatan ibu dan anak untuk Generasi Emas 2045, dr. Lucy Widasari yang menyoroti pentingnya transformasi kesehatan sebagai salah satu fondasi mencapai visi Indonesia Emas 2045.
dr. Lucy mencatat, Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) adalah kunci yang diharapkan mampu menjadi langkah awal penurunan target prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 ini.
“Kondisi saat ini dalam upaya penurunan stunting belum optimal karena penurunan prevalensi stunting hanya 0,1 persen dalam satu tahun terakhir,” ujarnya.