Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Alarm Serius Bagi Pemerintahan Prabowo

RABU, 06 NOVEMBER 2024 | 16:06 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level 4,95 persen pada kuartal III 2024 menjadi salah satu sinyal yang perlu diwaspadai oleh pemerintah.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan bahwa menurunnya pertumbuhan ekonomi dari 5,05 persem di kuartal II dan 5,11 persen di kuartal I ini menimbulkan kekhawatiran akan arah ekonomi ke depan. 

Menurut Achmad, penyebab utama dari menurunnya ekonomi RI ini yaitu perlambatan konsumsi rumah tangga yang menyumbang sebagian besar dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sehingga, perubahan kecil dalam konsumsi rumah tangga dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal III, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,93 persen. Perlambatan ini disebabkan oleh penurunan pengeluaran di beberapa kebutuhan pokok, seperti pakaian dan perumahan. 

"Konsumsi yang terhambat ini menunjukkan adanya tekanan pada daya beli masyarakat, yang perlu menjadi perhatian serius bagi para pembuat kebijakan," kata Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi pada Rabu 6 November 2024.

Selain itu, pelemahan ekspor, kata Achmad juga menjadi kontributor dalam penurunan pertumbuhan ekonomi. Kondisi global yang tidak stabil, terutama dengan permintaan yang melambat dari negara-negara mitra utama seperti Tiongkok dinilai telah memberikan dampak yang cukup besar pada perekonomian Indonesia.

Menurutnya, pemerintah dan pelaku ekonomi harus mulai fokus meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan mendorong konsumsi domestik, serta diversifikasi produk ekspor dengan menambahkan nilai tambah pada komoditas mentah juga menjadi langkah yang mendesak. 

"Tidak cukup hanya mengandalkan ekspor komoditas primer, Indonesia perlu merancang strategi untuk meningkatkan ekspor produk bernilai tambah tinggi yang lebih stabil dan kurang rentan terhadap fluktuasi global," sambungnya.

Selanjutnya, pemerintah, kata Achmad juga perlu menjaga stabilitas makroekonomi, khususnya dalam menghadapi potensi inflasi dan fluktuasi nilai tukar, guna menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investasi domestik dan asing. 

Dengan menjaga stabilitas, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang menarik bagi investor, baik di sektor industri maupun infrastruktur, untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

"Secara keseluruhan, penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tersebut adalah peringatan bagi Indonesia untuk memperkuat sektor-sektor yang rentan,"tutur Achmad.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya