Berita

Ilustrasi fenomena pengemis di Arab Saudi.

Dunia

Banjir Pengemis Pakistan, Pemerintah Arab Saudi Resah

JUMAT, 01 NOVEMBER 2024 | 04:29 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Pemerintah Arab Saudi baru-baru memperingatkan pemerintah Pakistan untuk mengendalikan banjir bhikaaris alias pengemis dari Pakistan yang berkedok jamaah haji.

Pemerintah Arab Saudi khawatir pengemis dari Pakistan dapat mengganggu jamaah haji dan umrah.

Sementara itu, menurut Economictimes, mengemis sudah bukan lagi sebuah kebutuhan, tetapi telah menjadi profesi di Pakistan.

Meskipun norma sosial dan agama, apatisme pemerintah, dan meningkatnya pengangguran harus disalahkan, alasan terbesar dari fenomena ini adalah kemiskinan yang telah menyebabkan orang tua menyeret anak-anak mereka ke dalam aktivitas yang tidak manusiawi ini.

Kemiskinan di Pakistan telah meningkat di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir sementara inflasi konsumen telah berkisar sekitar 10-30 persen.

“Kemiskinan juga merupakan salah satu faktor yang memaksa orang untuk mengemis karena mereka tidak memiliki cukup sarana untuk menghidupi diri sendiri,” bunyi laporan peneliti Razia Begum dari Sekolah Keperawatan Lahore.

Imran Khan, seorang peneliti dari Universitas Punjab, menemukan dalam surveinya bahwa pengangguran merupakan alasan utama orang beralih menjadi pengemis.

Meskipun ada undang-undang yang ketat untuk mencegah pengemisan di Pakistan, pemerintah hampir tidak memastikan penegakannya, yang telah mengubah pengemisan menjadi bisnis yang menguntungkan dan terorganisasi oleh elemen-elemen antisosial.

"Di pusat-pusat kota di mana pengemisan lebih menguntungkan, pekerjaan lepas perorangan tidak memungkinkan, karena pusat-pusat kota dan persimpangan lalu lintas dikendalikan oleh sistem tipe mafia terorganisasi yang dijalankan oleh bos-bos yang kuat," ujar Profesor ilmu politik yang berbasis di Lahore, Rasul Bakhsh Rais.

Sementara Muhammad Faizan Akhtar dari Universitas Ilmu Manajemen Lahore menyoroti keterlibatan mafia yang melakukan penculikan anak-anak dan memutilasi bagian-bagian tubuh mereka agar siap untuk mengemis. Namun, katanya, lembaga pemerintah mengabaikan isu sensitif itu.

“Mafia pengemis dapat beroperasi karena kurangnya regulasi pemerintah tentang aktivitas mengemis. Bila LSM dan pemerintah dapat mengawasi area yang diatur oleh pengemisan, akan menjadi sulit bagi mereka untuk beroperasi,” katanya.

Anak putus sekolah rentan untuk bergabung dengan pengemis karena Pakistan tidak memiliki jaring pengaman sosial dan perlindungan bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah pedesaan dan orang miskin. Sekitar 60 persen pemuda di Pakistan menganggur, yang merupakan pendorong utama ekspor pengemis ke Saudi, kata anggota parlemen Pakistan. Namun, pemerintah tampak tidak berdaya dalam mengatasi masalah tersebut.

"Jika bukan tidak mungkin, sangat sulit untuk memberantas pengemisan," kata Menteri Kesejahteraan Sosial (Sindh) Mir Tariq Talpur dalam sebuah laporan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya