Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Kaltim nomor urut 1, Isran Noor (kanan) dan Hadi Mulyadi, dalam debat Pilgub Kaltim 2024 di Plenary Hall, GOR Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, Rabu, 23 Oktober 2024/Istimewa
Isu korupsi jadi tema yang diangkat calon Gubernur Kalimantan Timur nomor urut 1, Isran Noor, dalam debat Pemilihan Gubernur Kaltim 2024 yang berlangsung di Plenary Hall, GOR Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, Rabu, 23 Oktober 2024.
Isu korupsi sengaja diangkat karena menjadi salah satu hambatan besar dalam pembangunan bangsa.
Gubernur petahana ini secara tegas menyatakan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Mamun dihambat oleh praktik korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, termasuk di kalangan keluarga-keluarga yang memiliki kuasa.
“Kalau yang menjadi masalah anggaran, banyak, tapi dikorupsi. Sebenarnya bangsa ini sudah maju, tapi banyak koruptor-koruptor,” ujar Isran Noor.
Pernyataan ini menyoroti kenyataan pahit yang dihadapi Indonesia, di mana anggaran negara yang besar kerap kali tidak sampai ke masyarakat karena praktik korupsi yang merajalela.
Isran menambahkan, keluarga juga sering terlibat dalam skandal korupsi. Praktik nepotisme dan dinasti politik semakin memperburuk kondisi pemerintahan di berbagai wilayah.
"Banyak keluarga yang korupsi. Masalahnya di situ," tegas kata Isran Noor yang maju Pilgub Kaltim 2024 dengan dukungan dari PDIP dan Demokrat sebagai partai parlemen; serta Gelora, Hanura, Perindo, dan Ummat dari partai nonparlemen.
Korupsi memang menjadi momok yang terus menghantui pembangunan, lanjut Isran Noor, bahkan di tingkat daerah. Dan sebagai provinsi yang memiliki anggaran besar, Kaltim juga tidak luput dari ancaman ini.
Namun, Isran Noor menekankan, selama 5 tahun kepemimpinannya, tidak ada dana yang diselewengkan.
“Kalimantan Timur punya anggaran yang besar. Sekarang selama lima tahun tidak ada dana yang kami korupsi,” tegas Isran, menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan integritas pemerintahan.
Isran Noor secara tidak langsung menyindir sang rival, Rudy Mas’ud, yang berasal dari keluarga besar Mas’ud, salah satu dinasti politik yang berpengaruh di Kaltim. Dinasti politik ini menjadi sorotan setelah mantan Bupati Penajam Paser Utara (PPU) dan saudara dari Rudy Mas’ud, Abdul Gafur Mas’ud, dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan divonis penjara 5 tahun 6 bulan.
Sindiran ini memperkuat pesan Isran Noor mengenai bahaya dinasti politik dan korupsi keluarga yang dapat menghambat kemajuan daerah.
Dengan menekankan pentingnya integritas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran, Isran Noor berharap dapat terus menjaga pemerintahan Kalimantan Timur yang bersih dari korupsi. Serta memastikan bahwa pembangunan dan kesejahteraan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.