Acara Rethinking Interdisciplinary Islamic Studies for Sustainable Development in the Digital Age (ICIIS) di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Sulawesi Utara/Ist
Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Maimunah Permata Hati Hasibuan mencatatkan prestasi setelah tampil sebagai salah satu pemateri dalam acara Rethinking Interdisciplinary Islamic Studies for Sustainable Development in the Digital Age (ICIIS) di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Sulawesi Utara.
Konferensi internasional kolaborasi antara Sekolah Pascasarjana (Sps) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Program Pascasarjana IAIN Manado itu diselenggarakan pada tanggal 18-22 September 2024.
Maimunah membawakan artikel berjudul “Pemberdayaan Media Sosial untuk Mengubah Stereotip Gender pada Profesi Guru PAUD dan Taman Kanak-Kanak”.
Buah pemikirannya itu adalah kritiknya terhadap jumlah rasio guru di sekolah PAUD dan TK masih tidak seimbang antara guru laki-laki dan perempuan.
Menurutnya sekolah PAUD dan TK masih dikuasai oleh guru perempuan. Belum lagi, stereotip budaya di mana masyarakat masih menganggap tabu bahwa guru laki-laki tidak cocok dan masih kurang layak bekerja menjadi guru di level PAUD dan level TK.
“Saya rasa, jika pemerintah lebih mendukung untuk kesejahteraan guru PAUD dan TK maka lebih seimbang rasio distribusi guru-guru ini,” kata Maimunah dalam keterangannya, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Bagi Maimunah, guru laki-laki penting untuk berperan proaktif di sekolah. Ia menganalogikan ada dalam 1 keluarga yang berstatus anak yatim maka guru laki-laki ini bisa menjadi "bapak pengganti" di sekolah dan memberikan peran seorang bapak secara tidak langsung di sekolah.
Keseimbangan peran ini berhubungan erat dengan kemampuan anak untuk memahami dan memproyeksikan peran ayah dan ibu dalam kehidupan sehari-hari serta mencegah munculnya stereotip tentang guru laki-laki sebagai pendidik di kelas.
"Hal ini juga menunjukkan bahwa anak laki-laki dapat memanfaatkan kesempatan untuk menjadi guru PAUD dan taman kanak-kanak," pungkasnya.