Tangkapan layar Andi Widjajanto/Rep
Pembangunan kekuatan pertahanan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata mengalami pelemahan dari era sebelumnya.
Hal itu disampaikan peneliti senior Lab 45 Andi Widjajanto dalam podcast bersama Akbar Faizal, dikutip dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Sabtu 12 Oktober 2024.
“Kalau untuk poin pertama, modernisasi Alutsista, itu mau tidak mau kita harus melihat alokasi anggaran yang diberikan kepada pertahanan, terutama untuk pengadaan senjata baru.
Rule of thumb-nya, jika satu negara itu ingin melakukan modernisasi plus, dalam artian dia harus mengganti yang tua dan membeli yang baru, maka minimal 1,5 persen dari PDB harus dialokasikan ke anggaran (pertahanan). Kalau dia (hanya) antara 0,7 sampai 1 persen, maka pada dasarnya dia cuma
maintenance (perawatan),” jelas Andi.
Saat ini anggaran pertahanan Indonesia berkutat antara 0,6-0,7 persen dari PDB. Dengan demikian, Andi menyebut tren tersebut sangat berdampak pada penurunan kualitas alutsista.
“Nah Indonesia dalam 10 tahun di masa Pak Jokowi menunjukkan tren yang terus menerus turun. Di bawah Pak Ryamizard sebagai menhan, di bawah Pak Prabowo sebagai menhan, proporsi anggaran pertahanan ke PDB tidak pernah mendekati 1 persen, apalagi 1,5 persen," ungkapnya.
"Ini untuk saya sudah
warning. Pada dasarnya, Indonesia tidak lagi bisa bahkan mempertahankan kekuatan yang ada, tapi cenderung melakukan reduksi,” tegas mantan Gubernur Lemhanas tersebut.
Sambung Andi, hal ini akan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintahan Prabowo Subianto dengan Menhan barunya.
“Pada saat nanti punya kendala beli baru, tapi juga kemudian mengatur
life cycle dari alutsista-alutsista yang lama,” pungkasnya.