Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Uni Eropa Naikkan Pajak Impor Mobil Listrik China hingga 45 Persen

SABTU, 05 OKTOBER 2024 | 21:18 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Uni Eropa (UE) resmi menaikkan pajak impor mobil listrik asal China hingga 45 persen, dari yang sebelumnya 10 persen, dalam upaya melindungi industri otomotif Eropa dari persaingan tidak sehat akibat subsidi besar-besaran dari pemerintah China. 

Keputusan ini diambil setelah mayoritas negara anggota mendukung langkah tersebut dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Jumat (4/10).

Tarif impor ini akan berlaku selama lima tahun ke depan dan dikenakan pada produsen mobil listrik China seperti SAIC, BYD, dan Geely. Komisi Eropa menentukan besaran tarif berdasarkan jumlah subsidi yang diterima setiap produsen setelah melakukan penyelidikan.

Negara-negara seperti Perancis, Italia, Belanda, dan Polandia mendukung kebijakan ini, sementara Jerman, yang perekonomiannya sangat bergantung pada ekspor mobil ke China, menentang langkah tersebut. 

Produsen mobil Jerman, termasuk Volkswagen, mengkritik keputusan ini sebagai "pendekatan yang salah" dan memperingatkan bahwa kebijakan tersebut bisa memicu perang dagang antara Uni Eropa dan China.

China sendiri merespons dengan keras. Kementerian Perdagangan China menyebut keputusan ini "tidak adil" dan "tidak masuk akal," serta mendesak agar masalah ini diselesaikan melalui negosiasi untuk menghindari ketegangan lebih lanjut. 

China juga mengisyaratkan kemungkinan pemberlakuan tarif balasan terhadap produk-produk Eropa.

Sementara itu, Asosiasi Industri Jerman (BDI) meminta Uni Eropa dan China untuk melanjutkan dialog perdagangan guna mencegah konflik yang berkepanjangan. 

Selain industri otomotif, beberapa sektor lain di Eropa, seperti industri cognac di Perancis, khawatir mereka akan menjadi korban tarif balasan dari China jika ketegangan terus meningkat.

Namun, langkah Uni Eropa ini diambil sebagai respons terhadap pesatnya pertumbuhan industri mobil listrik China, yang telah merambah pasar internasional dan menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan Eropa tidak mampu bersaing dari segi harga.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya