Berita

Ilustrasi apotek di Pakistan.

Dunia

Lebih Setengah Obat-obatan Penting Hilang dan Langka di Pakistan

SABTU, 05 OKTOBER 2024 | 01:42 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Sejumlah besar obat-obatan penting dan penyelamat nyawa telah hilang dari pasaran Pakistan. Sebuah laporan menyebutkan, obat-obatan penting ini tidak tersedia di pasar grosir dan gerai eceran, termasuk jaringan apotek terkemuka di Lahore dan kota-kota lainnya.

Tribune.com.pk, mengutip laporan itu, menyebutkan, diperkirakan lebih dari 50 persen obat-obatan dalam daftar obat-obatan penting Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak tersedia atau sangat langka.

Obat-obatan utama yang hilang termasuk Metronidazole, Entamizole, Quinine bi Sulphate, Chloroquine, Tegral, Humulin Injection, Vitamin K Injection, analgesik narkotik, Thyroxine, sirup obat batuk berbasis Codeine, suntikan Hydrocortisone, sediaan anti-tuberkulosis, insulin Novomix, dan suntikan Heparin.


Berbagai pemangku kepentingan menyebutkan berbagai alasan atas kekurangan obat-obatan penting ini, mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan demi kepentingan kesehatan masyarakat.

"Devaluasi rupee, inflasi, kenaikan upah, dan tarif listrik serta gas yang tinggi telah menyebabkan kenaikan biaya input yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Mian Khalid Misbahur Rehman, Ketua Umum Asosiasi Produsen Farmasi Pakistan (PPMA).

"Tidak seperti produk lain, harga obat-obatan penting tetap tidak berubah, sehingga menghasilkan sedikit atau tidak ada margin keuntungan untuk banyak obat. Dalam beberapa kasus, biaya input melebihi harga eceran,” sambungnya.

Rehman menyoroti dampaknya terhadap pasien dengan kondisi jantung, diabetes, kanker, dan epilepsi, yang semuanya menderita karena tidak tersedianya obat-obatan ini. Ia juga menunjukkan bahwa harga yang lebih rendah dari yang wajar menyebabkan kekurangan, penimbunan, dan penjualan pasar gelap dengan harga yang meningkat.

"Pasien berisiko mengonsumsi obat-obatan yang tidak terdaftar, diselundupkan, berpotensi palsu, dan dipalsukan," ketua PPMA memperingatkan, mengadvokasi revisi harga yang tepat waktu untuk menawarkan margin keuntungan yang realistis bagi produsen, dealer, grosir, dan pengecer.

Ia menekankan perlunya menerapkan Kebijakan Harga Obat 2018 secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati untuk menyelamatkan industri farmasi lokal dari kehancuran.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya