Tangkapan layar Pembubaran acara diskusi "Silaturahmi Kebangsaan Diaspora bersama Tokoh dan Aktivis Nasional" di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan/RMOL
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengingatkan manajemen hotel meningkatkan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah kejadian pembubaran diskusi, seperti yang terjadi di Hotel Grand Kemang.
Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani, menyebut prosedur keamanan wajib diikuti dengan baik, namun penting untuk lebih waspada agar kejadian serupa tidak terulang.
"Polisi sudah bekerja profesional tapi kalau kita juga nggak sigap, bisa bobol juga. Makanya kita tingkatkan standar pengamanan," katanya saat jumpa pers di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (30/9).
Ia juga menegaskan bahwa hotel harus fleksibel dalam menangani potensi kerusuhan, dengan menambah jumlah personel keamanan jika diperlukan.
Menurutnya, banyak hotel kini mengandalkan jasa pengamanan pihak ketiga selain dari karyawan internal, sehingga penting untuk memperkuat pengamanan jika terlihat adanya potensi kerawanan.
"Kalau kita pandang ada kerawanan maka perlu ditambah pengamanannya," tandas Hariyadi.
Pembubaran diskusi yang terjadi di Hotel Grand Kemang terjadi saat Forum Tanah Air (FTA) menggelar diskusi bertajuk "Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional" yang digelar pada Sabtu kemarin (28/9).
Diskusi ini menghadirkan sejumlah tokoh, di antaranya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin; mantan Danjen Kopassus, Mayjen (Purn) Soenarko; hingga Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun serta aktivis Said Didu.