Berita

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati/Net

Dunia

Agresi Israel Paksa 1 Juta Warga Lebanon Mengungsi

SENIN, 30 SEPTEMBER 2024 | 12:50 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel dalam seminggu terakhir telah menciptakan gelombang pengungsi terbesar dalam sejarah Lebanon. 

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan, sekitar 1 juta orang telah mengungsi karena serangan Israel. 

"Lebanon mengalami gelombang pengungsian terbesar dalam sejarahnya," ujarnya dalam sebuah konferensi pers, seperti dimuat Middle East Monitor pada Senin (29/9). 

Oleh sebab itu, Mikati menegaskan bahwa prioritas pemerintahannya saat ini adalah menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung melalui upaya diplomatik yang berkelanjutan. 

Dia menyampaikan dukungan terhadap Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1701, yang menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

"Tentara Lebanon siap untuk melaksanakan resolusi tersebut," ujar Mikati sambil menekankan pentingnya mencegah eskalasi lebih lanjut.

Secara terpisah, Mikati melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di mana ia berterima kasih kepada Baghdad atas dukungan dan bantuannya kepada Lebanon.

Sudani menegaskan kembali komitmen Irak untuk mendukung Lebanon. 

PM Irak juga menyampaikan belasungkawa atas terbunuhnya Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di Beirut pada hari Jumat (27/9).

Militer Israel telah menggempur Lebanon dengan serangan udara yang intens sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 816 orang dan melukai lebih dari 2.500 orang. 

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam aksi serang lintas perbatasan sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober lalu. 

Setidaknya 1.673 orang telah tewas sejak saat itu, termasuk 194 wanita dan 104 anak-anak, dan lebih dari 8.600 lainnya terluka. 

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza yang sedang berlangsung menjadi perang regional yang lebih luas.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

KPK Harus Serius Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

Jumat, 20 September 2024 | 15:05

UPDATE

Aset Pegadaian Moncer Terus, Akhir Tahun Diprediksi Bisa Tembus Rp100 Triliun

Senin, 30 September 2024 | 07:59

Janji Ridwan Kamil-Suswono, Wujudkan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Ekonomi Wisata

Senin, 30 September 2024 | 07:44

Buku Baru Admiral Rosihan Arsyad

Senin, 30 September 2024 | 07:43

Balas Rudal Houthi, Puluhan Jet Israel Bombardir Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:35

Praktisi Hukum: Integritas Kejagung Makin Bobrok!

Senin, 30 September 2024 | 07:21

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

Senin, 30 September 2024 | 07:19

Bikin Bangga, Tiga Anak Hebat Ini Lestarikan Seni Budaya Daerah

Senin, 30 September 2024 | 07:01

Bukan Cuma Lebanon, Israel juga Tingkatkan Serangan ke Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:00

Kapolri Didesak Usut Aktor Utama Kericuhan Diskusi Diaspora

Senin, 30 September 2024 | 06:21

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Baznas Optimalkan Peran Mustahik

Senin, 30 September 2024 | 06:04

Selengkapnya