Berita

Senator AS dari Arizona, Mark Kelly/US News

Dunia

AS Ngaku Bomnya Dipakai Israel Bunuh Bos Hizbullah

SENIN, 30 SEPTEMBER 2024 | 09:20 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dugaan Iran tentang penggunaan bom Amerika Serikat dalam serangan Israel ke Beirut Jumat lalu (27/9), telah dikonfirmasi kebenarannya oleh seorang senator di Washington. 

Senator AS dari Arizona, Mark Kelly yang juga menjabat sebagai ketua subkomite darat angkatan bersenjata senat menyebut senjata yang dipakai Israel untuk membunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah tokoh penting di bunker Beirut ialah bom mark 84 seberat 2.000 pon yang dibuat dan dipasok oleh Amerika.

“Kami melihat lebih banyak penggunaan amunisi berpemandu, (jdam), dan kami terus menyediakan senjata-senjata itu. Bom seberat 2.000 pon yang digunakan, itu adalah bom seri Mark 84, untuk menyingkirkan Nasrallah,” kata Kelly dalam sebuah wawancara di NBC News pada Minggu (29/9). 

Sistem amunisi serangan langsung gabungan (jdam) mengubah bom standar yang tidak terarah menjadi amunisi berpemandu presisi dengan menambahkan bagian ekor dengan sirip yang dapat disesuaikan dan sistem panduan GPS.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pihaknya akan mengambil segala tindakan untuk melindungi kepentingannya di Timur Tengah jika ada ancaman.

Pernyataannya dikeluarkan menyusul agresi Israel di Pinggiran Kota Selatan yang menyebabkan kematian Nasrallah.

Berbicara pada konferensi pers di sela-sela Majelis Umum PBB, Blinken mengklaim bahwa AS lebih menyukai diplomasi daripada konflik.

Namun dia juga mengakui bahwa Israel memiliki tujuan yang sah agar warganya dapat kembali ke rumah mereka.

Meskipun AS mengklaim melakukan upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, tetapi sepertinya itu bertolak belakang dengan keputusan mereka meneruskan pasukan senjata ke Israel. 

Baru-baru ini, Kementerian Keamanan Israel mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan paket bantuan senilai 8,7 miliar dolar AS dari Washington, termasuk guna meningkatkan sistem pertahanan udara.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya