Sekitar 25 juta warga Argentina atau lebih dari setengah populasi negara tersebut dilaporkan jatuh miskin dalam enam bulan pertama masa jabatan Presiden Javier Milei.
Seperti dikutip dari AFP pada Jumat (27/9), angka kemiskinan ini melonjak tajam menjadi 52,9 persen pada paruh pertama tahun 2024, meningkat signifikan dari 41,7 persen di akhir 2023.
Javier Milei, yang dikenal sebagai tokoh libertarian dan anarko-kapitalis, dilantik pada Desember 2023.
Sejak itu, ia menerapkan serangkaian kebijakan penghematan drastis yang bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran dan mengendalikan inflasi yang telah lama menghantui Argentina.
Salah satu langkah signifikan yang diambil Milei memangkas subsidi di berbagai sektor, termasuk transportasi, bahan bakar, dan energi.
Dampaknya, ribuan pegawai negeri kehilangan pekerjaan, sehingga memperburuk kondisi ekonomi rakyat.
Meski inflasi sempat turun ke level terendah dalam 2,5 tahun pada Juli 2024, dengan angka 4,0 persen, inflasi negara ini kembali naik menjadi 4,2 persen pada Agustus.
Saat Milei mulai menjabat, inflasi bulanan melonjak hingga 25,5 persen akibat devaluasi peso lebih dari 50 persen, yang turut memperparah daya beli masyarakat.
Namun, di tengah kebijakan ketat tersebut, Argentina berhasil mencatatkan surplus anggaran bulanan pertama dalam hampir 12 tahun pada Januari 2024.
Meskipun demikian, para pengkritik menilai keberhasilan tersebut diraih dengan mengorbankan kesejahteraan rakyat miskin dan kelas pekerja.
Dalam perkembangan lainnya, PDB Argentina turun 1,7 persen pada kuartal kedua 2024, sementara tingkat pengangguran meningkat menjadi 7,6 persen, dengan perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak oleh krisis ekonomi ini.