Berita

Ilustrasi/RMOL-AI

Tekno

Empat Juta Robot Beroperasi di Pabrik Seluruh Dunia, Tiongkok Terbanyak

KAMIS, 26 SEPTEMBER 2024 | 16:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Teknologi robotika dalam industri semakin berkembang pesat. Laporan terbaru menyebut saat ini lebih dari 4 juta robot telah beroperasi di pabrik-pabrik di seluruh dunia.

Menurut Federasi Robotika Internasional, instalasi tahunan secara konsisten melampaui setengah juta unit selama tiga tahun terakhir, sehingga totalnya menjadi 4,3 juta pada akhir tahun 2023.

Laporan World Robotics 2024 mengungkapkan peningkatan sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya, terutama didorong oleh instalasi di Asia, yang mencakup 70 persen dari penyebaran baru. Disusul Eropa dan Amerika dengan masing-masing 17 dan 10 persen, dengan konsentrasi di Amerika Serikat.

“Statistik Robotika Dunia yang baru menunjukkan jumlah robot industri yang mengotomatiskan produksi di seluruh dunia mencapai titik tertinggi sepanjang masa,” kata Marina Bill, Presiden Federasi Robotika Internasional, seperti dikutip dari PeopleMatters, Kamis (26/9).

“Angka pemasangan tahunan sebanyak 541.302 unit pada tahun 2023 merupakan angka tertinggi kedua dalam sejarah," ujarnya.

Tiongkok mempertahankan posisi terdepannya sebagai pasar terbesar, dengan menguasai 51 persen instalasi pada tahun 2023, meskipun sedikit menurun dari tahun sebelumnya. 

Stok operasional robot di Tiongkok mendekati 1,8 juta unit. Jepang, yang merupakan pasar terbesar kedua, mengalami penurunan instalasi sebesar 9 persen pada tahun 2023, setelah mengalami pertumbuhan selama dua tahun. 

Kemerosotan ekonomi global diperkirakan akan mencapai titik terendah pada tahun 2024, yang mengarah pada periode stabilitas dalam instalasi robot. 

Namun, tren jangka panjang peningkatan otomatisasi kemungkinan akan terus berlanjut, didorong oleh faktor-faktor seperti risiko geopolitik dan keharusan untuk produksi yang efisien.

Negara Asia lainnya, India, telah muncul sebagai pemain penting di pasar robotika global, menduduki peringkat ketujuh dalam pemasangan robot tahunan di seluruh dunia. Pada tahun 2023, negara ini mencatat pertumbuhan yang mengesankan sebesar 59 persen, dengan memasang 8.510 robot.

Industri otomotif memimpin dengan peningkatan pemasangan robot sebesar 139 persen. Lonjakan ini didorong oleh produsen mobil dan pemasok suku cadang, yang semakin mengadopsi teknologi otomasi. 

Pertumbuhan juga dialami industri umum, khususnya di sektor karet dan plastik, yang mengalami peningkatan 17 persen dalam pemasangan robot, mencapai 408 unit. Meskipun industri logam mempertahankan pemasangan tetap pada 329 unit, ada potensi pertumbuhan lebih lanjut di sektor ini.

“India adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di antara pasar berkembang Asia,” kata Bill. 

“Stok operasional robot industri hampir dua kali lipat sejak 2018, mencapai 44.958 unit pada 2023. Ini merupakan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 14 persen sejak 2018," ujarnya.

Prospek jangka panjang untuk robotika di India cukup menjanjikan, terutama jika dibandingkan dengan Tiongkok, negara dengan jumlah penduduk yang sama. Pemasangan robot tahunan di Tiongkok mencapai 276.288 unit pada tahun 2023, angka yang 32 kali lebih tinggi dari puncaknya di India saat ini.

Perekonomian India yang terus tumbuh, dikombinasikan dengan investasi di sektor-sektor utama seperti otomotif dan manufaktur, mendorong permintaan akan robotika. 

Meskipun kontraksi jangka pendek diperkirakan terjadi pada tahun 2026 karena berakhirnya insentif, prospek jangka panjang untuk pasar robotika India tetap positif.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya