Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell/Net
Serangan intensif Israel di perbatasan Lebanon memicu kekhawatiran bahwa pertempuran akan meluas menjadi perang seperti yang pernah terjadi di tahun 2006 lalu.
Keprihatinan itu disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York pada Rabu waktu setempat (25/9).
Dalam pidatonya, dia mendesak agar seluruh anggota PBB mematuhi resolusi-resolusi PBB dan keputusan-keputusan Pengadilan Internasional. Khususnya Israel yang terus melanjutkan serangan ke Jalur Gaza dan Lebanon meski ada kecaman dari dunia internasional.
"Di Timur Tengah, khususnya, gencatan senjata sangat diperlukan untuk meringankan bencana situasi kemanusiaan di Gaza dan menghentikan eskalasi kekerasan di wilayah tersebut,” ujarnya, seperti dimuat
Anadolu Ajansi.Borrel lebih lanjut mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong bahwa eskalasi di perbatasan Lebanon harus segera dihentikan, atau wilayah tersebut terancam menjadi zona perang kedua Israel setelah Gaza.
"Seperti yang dikatakan rekan saya (menteri luar negeri) Australia, Lebanon tidak bisa menjadi Gaza kedua. Dan Gaza tidak bisa menjadi Tepi Barat kedua. Dan Tepi Barat kedua tidak bisa menjadi Gaza ketiga,” tegasnya.
Israel telah melancarkan gelombang serangan udara mematikan di Lebanon sejak Senin pagi (23/9), menewaskan hampir 610 orang dan melukai lebih dari 2.000 lainnya.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam aksi saling serang di perbatasan sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari 41.400 orang Palestina.
Komunitas internasional telah memperingatkan agar tidak melakukan serangan terhadap Lebanon, karena hal tersebut meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Gaza secara regional.