Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Bertahun-tahun Perundingan IEU-CEPA Masih Buntu, Jadi PR Pemerintahan Mendatang?

KAMIS, 26 SEPTEMBER 2024 | 09:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Negosiasi perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) masih alot.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan, hal tersebut karena belum menemukan titik temu dari segi kebijakan kedua belah pihak.

Setelah sembilan tahun, perundingan, IEU-CEPA kini telah mencapai putaran ke-19. Kesepakatan tersebut ditargetkan akan selesai pada September tahun ini. Namun, Djatmiko memperkirakan kemungkinan besar akan molor kembali.

"Ada beberapa hal terkait policy yang masih belum selesai, dalam arti kita masih mencari benar-benar titik tengah dari isu tersebut. Ini yang pasti menjadi tantangan untuk menyelesaikan kepentingan," katanya, di Jakarta, dikutip Kamis (26/9).

Salah satu kebijakan yang ikut menghambat proses perundingan adalah regulasi deforestasi Uni Eropa atau  European Union Deforestation Regulation (EUDR).

Indonesia sendiri mengharapkan agar perundingan ini bisa membawa hasil akhir yang memuaskan pada September 2024, atau sebelum periode pemerintahan baru. 

Hingga saat ini Indonesia masih berupaya berunding dengan pihak Uni Eropa untuk meloloskan komoditas pertanian yang terhalang regulasi deforestasi Eropa tersebut.

Sementara untuk beberapa aspek, telah ada komitmen persetujuan antara Indonesia dan Uni Eropa, seperti penghapusan instrumen tarif secara bertahap, serta pembahasan di sektor jasa, sektor investasi, dan fasilitas. 

Jika ternyata perundingan tak kunjung menemui titik terang, tentu ini akan dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang. 

“Kalau tidak bisa (selesai) sekarang, itu bisa menjadi satu bagian yang kedepannya nanti akan kita kerjasamakan kembali," tegasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya