Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi/Net
Serangan mematikan yang dilancarkan Israel ke wilayah Lebanon awal pekan ini menuai banyak kecaman.
Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri RI mengutuk Israel atas serangan brutal yang mengakibatkan lebih dari 500 orang, termasuk 50 anak-anak Lebanon di dalamnya tewas.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon mengakibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Roy Rolliansyah Soemirat dalam sebuah pernyataan, merujuk pada ada yang disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di PBB pada Rabu (25/9).
Menurut Jubir, serangan mematikan tersebut semakin mengeskalasi situasi Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan dari agresi Israel di Gaza.
Ditegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah menormalisasi tindakan kekerasan apapun baik di Gaza, Lebanon maupun yang terjadi di seluruh dunia.
"Kekerasan dan agresi ini tidak boleh menjadi “a new normal," tegasnya.
Indonesia disebut terus mendesak Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional bekerja sama menghentikan kekerasan dari akarnya yakni masalah Palestina.
"Penindasan rakyat Palestina adalah akar permasalahan konflik, dan perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah dicapai tanpa keadilan untuk Palestina," kata Jubir.
Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL di Lebanon. Saat ini Indonesia memiliki 1.232 personil di UNIFIL.
Jubir Kemlu menambahkan, bahwa pihaknya melalui KBRI Beirut juga terus memantau kondisi WNI di Lebanon dan telah menyiapkan langkah kontijensi dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat.