Harga tinggi tidak mempengaruhi antusiasme warga Rusia untuk memiliki ponsel terbaru buatan Apple, iPhone 16.
Dikutip dari Reuters, Minggu (21/9), permintaan pra-pemesanan di Rusia untuk iPhone baru 15 persen lebih tinggi daripada pendahulunya, meskipun harganya setidaknya 50 persen lebih mahal daripada di Barat.
Rusia tetap menjual iPhone dengan aturan yang mereka sebut impor "abu-abu" atau "paralel" untuk mengizinkan barang masuk ke negara tersebut tanpa izin merek. Hal ini diberlakukan setelah perusahaan-perusahaan Barat seperti pembuat iPhone, Apple memberlakukan larangan ekspor pada tahun 2022 sebagai respons terhadap perang di Ukraina.
Lyudmila Semushina, juru bicara pengecer elektronik restore mengatakan iPhone yang mulai dijual bulan ini telah tiba di Rusia dari seluruh penjuru, tanpa menyebut negara tertentu.
Negara-negara yang belum mengenakan sanksi terhadap Moskow, seperti Turki, China, India, Kazakhstan, dan negara-negara bekas Soviet lainnya, telah mengalami peningkatan tajam dalam perdagangan dengan Rusia sejak konflik dimulai.
"Dibandingkan dengan pra-pemesanan tahun lalu, (permintaan) 15 persen lebih tinggi daripada pra-pemesanan untuk iPhone 15," kata Semushina.
Pengecer mengatakan pra-pemesanan diluncurkan pada 10 September dan penjualan fisik diperkirakan akan dimulai minggu depan.
Pengecer elektronik M.Video mengatakan harga mulai dari 112.999 Rubel (Rp18,5 juta) untuk iPhone 16 128GB, lebih mahal 400 Dolar AS dari harga Amerika sebesar 799 Dolar AS (Rp12,1 juta).
iPhone Pro Max 1TB tersedia untuk pre-order di Rusia seharga 249.999 Rubel (Rp41 juta), dibandingkan dengan harga AS sebesar 1.599 Dolar AS (Rp24,2 juta).