Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

85 Juta Pekerjaan Hilang di 2025, Rocky: Skill Bohong Jokowi Tingkat Dewa

JUMAT, 20 SEPTEMBER 2024 | 18:24 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai potensi lapangan pekerjaan hilang pada tahun 2025, membuat dia dinilai sebagai pembohong besar.

Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan penilaiannya tersebut dalam dalam sebuah wawancara bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, dalam siaran Youtube Forum News Network (FNN), dikutip RMOL, Jumat (20/9).

Menurutnya, Jokowi menyebut 85 juta lapangan pekerjaan akan hilang akibat beberapa bidang sudah digantikan mesin, tak bisa dibenarkan.

Pasalnya, dia menganggap potensi tersebut bisa dicegah oleh Jokowi dengan membuat kebijakan-kebijakan yang mendorong penyediaan lapangan kerja, sebagaimana dijanjikan dalam kampanyenya di pemilihan presiden sebelumnya.

"Kita tahu kemampuan Jokowi untuk berbohong makin lama makin tingkat dewa tuh. dia gagal membuktikan sesuatu yang dia janjikan justru sekarang dia keluh kesahkan itu," ujar Rocky.

Di samping itu, Rocky juga menyinggung pernyataan Jokowi soal bonus demografi yang jika dikelola dengan baik akan menjadi bencana bagi bangsa Indonesia.

"Bahwa justru kita harus hati-hati, bahaya kalau tingkat penganggurannya naik, lapangan pekerjaannya tidak tersedia. Jadi untuk apa bicara bonus demografi kalau dia sendiri enggak tahu kalau konsep bonus demografi dimulai dari ketersediaan SDM," keluhnya.

Bagi Rocky, ketersediaan SDM tidak bisa dipersepsikan hanya pada soal kuantitas, tetapi harus dilihat dari segi kualitas.

"SDM itu ada kalau dibutuhkan kemampuan tambahan melalui pendidikan. Tapi itu tidak disiapkan. Jadi terlantarnya pendidikan kita menyebabkan SDM tidak terpenuhi," tuturnya.

"SDM tidak terpenuhi artinya kesempatan masuk ke dalam persaingan bonus demografi tidak akan terjadi," sambung Rocky.

Oleh karena itu, mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menyimpulkan Jokowi tidak mengerti soal penyediaan lapangan kerja dan pemenuhan kebutuhan SDM, sehingga ngawur dalam menyampaikan informasi kepada publik.

"Jadi Jokowi menganggap bonus demografi adalah kelebihan demos. Bukan. Bonus demografi artinya ada SDM yang bermutu untuk disaingkan dengan SDM setara di ASEAN misalnya. Itu namanya persaingan bonus demografi, bukan kita dibandingkan dengan kita sendiri," ucapnya.

"Jadi dari segi konsep memang beliau (Jokowi) enggak paham," demikian Rocky menambahkan.

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

Petisi Cabut Donasi Agus Salim Diteken Lebih dari 125 Ribu Orang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 00:43

UPDATE

Prabowo Instruksikan GSN Bikin Gerakan Nyata Bantu Rakyat

Minggu, 03 November 2024 | 01:51

Purnomo Yusgiantoro Center Apresiasi Kebijakan Swasembada Energi

Minggu, 03 November 2024 | 01:31

DPR Tinjau Kebocoran Penerimaan Negara di Sektor SDA

Minggu, 03 November 2024 | 01:11

Bakamla Asah Kemampuan di Perairan Teluk Ambon

Minggu, 03 November 2024 | 00:50

Prabowo Ingatkan Anak Buah Menteri Jangan Sering ke Luar Negeri

Minggu, 03 November 2024 | 00:30

Telkom Tingkatkan Kepedulian Karyawan Lewat Program Ayo BerAKSI

Minggu, 03 November 2024 | 00:10

Dari Menteri Hingga Bupati Siap Gunakan Maung

Sabtu, 02 November 2024 | 23:46

Rosan Pastikan GSN Lembaga Non-Politik

Sabtu, 02 November 2024 | 23:15

China Diam-dian Bangun Kapal Induk Misterius, Untuk Apa?

Sabtu, 02 November 2024 | 22:50

Erick Thohir Yakin Target Setoran Dividen BUMN Rp90 Triliun Bakal Tercapai Tahun Ini

Sabtu, 02 November 2024 | 22:30

Selengkapnya