Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia/Net
Pertumbuhan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) selama 10 tahun terakhir bisa mencapai dua kali lipat, sehingga, diperkirakan nilai investasi di sektor geothermal atau energi panas bumi mencapai 8,7 miliar Dolar AS (sekitar Rp133,55 triliun) pada 2024.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah ini tercatat mengalami peningkatan hingga 8 kali lipat.
"Dalam 10 tahun terakhir, akumulasi investasi pembangunan PLTP juga tumbuh signifikan yaitu naik hingga 8 kali lipat. Jadi tumbuh 8 kali lipat, sehingga tahun 2024 diperkirakan investasi di geothermal sebesar 8,7 miliar Dolar AS," kata Bahlil, dalam acara IIGCE, dikutip Kamis (19/9).
Bahlil menyampaikan pembangunan PLTP telah menciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 900 ribu pekerja dan mampu memberikan kontribusi kepada negara kurang lebih sekitar Rp16 triliun.
Selain memberikan dampak ekonomi, kata Bahlil, pembangunan PLTP juga telah berkontribusi untuk mengurangi 17,4 juta ton CO2 per tahun di Indonesia.
Meski begitu, menurutnya nilai investasi ini masih belum cukup untuk mengejar target bauran energi bersih nasional. Sebab hingga saat ini tingkat bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap pasokan energi nasional masih sangatlah rendah
Menrutnya, porsi EBT dalam bauran energi nasional hingga ini baru 15 persen atau 13,7 gigawatt. Jumlah ini masih jauh di bawah target pemerintah yang sebesar 23 persen atau 23 gigawatt pada 2025 mendatang.